Diremehkan di Indonesia, Batu Lumut Asal Trenggalek Laris di 10 Negara Luar

Kerajinan batu lumut dari Kabupaten Trenggalek.
Sumber :
  • Madchan Jazuli/Viva Jatim

Trenggalek, VIVA JatimBatu lumut diabaikan banyak orang. Tapi bagi pria asal Desa Cakul, Kecamatan Dongko, Kabupaten Trenggalek, ini, batu yang asing di telinga orang itu justru diramut dengan baik sehingga jadi sumber rezeki yang lumayan gede. Bahkan, Dedi, pria tersebut, mampu mengekspor batu lumut koleksinya hingga ke 10 negara.

Sejak 2014, Dedi memutuskan diri menjadi pengrajin batu. Saat itu, lagi booming-boomingnya perhiasan batu. Bila pengerajin lain berguguran, Dedi tetap berupaya mencoba keberuntungan dengan menjadi pengerajin dan pengusaha batu. 

Buah dari kegigihannya pria ini, Dedi berhasil menciptakan lebih dari 50 lapangan pekerjaan bagi masyarakat di sekitar.

"Kita bekerja sama di antaranya dengan Shopee. Tentunya saya senang karena kita juga banyak membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar,” katanya ditemui di sebuah pameran di Trenggalek, Senin, 8 Juli 2024. 

Dedi berkreasi dengan brand Batuku. Nama itu ia pilih karena simpel dan mudah dikenal sehingga konsumen mudah mengingat. Dia mengaku memilih nama Batuku sendiri tidak bisa didaftarkan HAKI. 

"Kita bekerja sama dengan banyak outlet di luar maupun dalam negeri. Ada sekitar 200 pelanggan di luar negeri. Cuma langganan tetap di Amerika, [dipasarkan] lewat akun Facebook, Instagram, dan YouTube," ujar Dedi.

Dia mengungkapkan, batu lumut di daerahnya memiliki ciri khas tersendiri. Bahkan, menurut konsumennya, batu lumut Trenggalek merupakan yang terbaik di dunia. Hal itu diketahui setelah konsumen asal Amerika sempat menguji dan membandingkan dengan batu lumut dari daerah dan negara lain. 

"Lumut Trenggalek lebih kaya corak dan warnanya. Motifnya juga tajam, makanya banyak pembeli di luar sana tertarik dengan batu lumut Trenggalek,” ulas pria berumur 34 tahun itu.

Masyarakat Trenggalek, lanjut dia, belum mengetahui potensi bahwa batu lumut Trenggalek nomor wahid di dunia. Karena itu, ia mengira bahwa potensi alam di Trenggalek sebetulnya banyak dan bisa dijual ke banyak negara. 

"Cuma masyarakat enggan atau belum mengenal betul potensinya. Kayu dan batu bisa dibuat ukiran dan potensi  masih belum ada sosok untuk penggerak, mau dijual online atau dibikin apa,” tandasnya.

Sementara itu, Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Trenggalek, Novita Hardini, yang menemui pengerajin batu lumut merasa bangga karena batu hiasan asal Trenggalek tembus ekspor ke banyak negara. Batu lumut bisa dibuat cantik setelah diolah menjadi perhiasan, seperti cincin, liontin, gelang, dan lainnya.

 

Ketua PKK Trenggalek Novita Hardini melihat perhiasan batu.

Photo :
  • Madchan Jazuli/Viva Jatim

 

"Alhamdulillah, di Dongko kita mendapatkan batu cantik yang nilai ekonomisnya besar, cuma belum mendapatkan perhatian dari pemerintah setempat," kata Novita.

Anggota DPR RI terpilih dari Dapil VII Jatim itu berharap, ke depan potensi batu lumut dan kerajinan lainnya bisa menjadi kebanggaan Trenggalek. “Semoga ini menjadi salah satu produk kerajinan yang Trenggalek miliki dan tidak kalah dengan produk-produk nasional,” ujar Novita. 

"Yang diluar saja suka masak yang di Indonesia tidak beli dan beli-beli produk dari luar. Kalau mau menyelamatkan Indonesia, ya kita harus harus membeli produk-produk UMKM seperti ini," tutupnya.