KBA Mojotrisno Jombang Miliki Pasar Barongan yang Unik hingga Pusat Cor Kuningan

Pasar Barongan Kali Gunting Desa Mojotrisno, Jombang
Sumber :
  • IG @pasarbarongan

Jombang, VIVA Jatim – Desa Mojotrisno, Kecamatan Mojoagung Kabupaten Jombang, adalah satu dari sekian desa di Jawa Timur yang memiliki keunikan tersendiri. Potensi alam yang dimiliki mampu dimanfaatkan sedemikian rupa untuk kesejahteraan warganya. 

Sebuah desa yang dilewati jalan utama lintas selatan yang menghubungkan Surabaya dengan Solo dan Yogyakarta ini memiliki pasar yang unik dan berbeda dari pasar lain pada umumnya. Selain itu juga menjadi pusat kerajinan pengecoran kuningan yang dijual ke berbagai daerah lain, khususnya Bali dan mancanegara. 

Pasar Barongan yang terletak di Kali Gunting Desa Mojotrisno ini dikenal unik dan nyentrik karena transaksi jual-belinya tidak menggunakan uang logam dan kertas sebagaimana pasar pada umumnya. Melainkan menggunakan uang yang terbuat dari bambu. 

Kepala Desa Mojotrisno, Nanang Sugiarto mengatakan bahwa konsep yang dicanangkan ini adalah gambaran desanya di masa lampau. Karena itu tampilannya sengaja didesain dengan nuansa masa lampau era kerajaan. 

”Para pedagang dan pembeli tidak menggunakan uang rupiah, logam maupun kertas. Satu bilah bambu dihargai Rp2 ribu. Sementara range harga makanan di bawah Rp10 ribu. Sedangkan untuk craft harganya sangat bervariasi, bisa mencapai jutaan rupiah,” kata Nanang saat diwawancarai Viva Jatim, Selasa, 5 November 2024. 

Pasar Barongan, lanjut Nanang, hanya buka dua kali dalam seminggu. Yakni di minggu pertama dan minggu ketiga, mulai dari pukul 06.00 – 10.00 WIB. Meski waktu terbatas 4 jam, namun pengunjung selalu ramai. Sebab di dalamnya juga disediakan berbagai pertujukan yang variatif, mulai dari musik tradisional gamelan hingga musik kekinian. 

Sisi lain keunikannya adalah terletak pada kebijakan yang diterapkan dengan tidak menggunakan kemasan kresek, melainkan menggunakan kertas, bambu dan daun. Hal itu dilakukan untuk menjaga kelestarian lingkungan. Bila barang belanjaan cukup banyak, pengunjung bisa membeli tas yang terbuat dari anyaman bambu di sana.

”Hal itu sesuai dengan regulasi perbup nomor 56 tahun 2022 terkait pembatasan penggunaan kantong plastik, styrofoam dan sedotan,” tambah Nanang. 

Nanang mengaku, setiap buka, jumlah pengunjung Pasar Barongan mencapai 500 orang. Dalam setahun mencapai 12 ribu pengunjung. Omzet yang didapatkan desa dari pun mencapai Rp2 juta perbulan. Itu pun belum termasuk pendapatan masing-masing pelaku usaha di pasar tersebut dan pihak di Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis). 

Itu baru soal Pasar Barongan Kali Gunting. Pusat cor kuningan yang juga menjadi ikon Desa Mojotrisno adalah hal lain yang tak kalah menarik. Warga di desa tersebut juga banyak yang menjadi pengrajin hiasan dan patung-patungan dari bahan dasar kuningan. 

 

Proses pembuatan kerajinan Kuningan

Photo :
  • M. Lutfi Hermansyah/Viva Jatim

 

Nanang mengatakan, bahwa setiap harinya selalu ada pengunjung yang mendatangi para perajin cor kuningan di desanya. Tujuan mereka datang beragam, selain untuk mengeksplorasi hasil kerajinan, juga untuk memesan kerajinan cor kuningan tersebut. 

“Yang kita ketahui hanya pengunjung yang melibatkan Pokdarwis kita. Biasanya mereka diantar oleh pemandu wisata untuk dikenalkan tentang banyak hal di desa kami. Termasuk ke para perajin cor kuningan. Selain itu juga banyak pengunjung yang langsung datang untuk memesan kerajinan ke warga. Di sini kami tidak terlibat, langsung antara pengunjung dan perajin,” ungkapnya. 

Jenis pesanan yang banyak diminati oleh pengunjung, menurut Nanang adalah hiasan-hiasan rumah dengan bentuk binatang. Setiap bulannya para perajin mampu menghasilkan puluhan karya seni rupa berbahan kuningan. Harganya pun beragam, mulai yang murah Rp100 ribu hingga harga yang cukup fantastis yakni Rp35 juta.

Selain dua ikon wisata itu, Desa Mojotrisno juga melakukan banyak terobosan dan inovasi, utamanya di sektor wisata berbasis edukasi. Seperti halnya wisata edukasi padi, edukasi pengolahan kompos, edukasi green house, edukasi herbal, pusat pembuatan gerabah hingga sentra produksi batik. 

Nanang menceritakan, bahwa gerakan sadar wisata di desanya dimulai sudah cukup lama. Namun realisasinya baru tercapai di tahun 2022 yang ditandai dengan hadirnya Pasar Barongan. Sebagai upaya untuk mengenalkan lebih luas destinasi wisata desanya, Nanang pun mendapatkan tawaran bergabung ke program Kampung Berseri Astra (KBA). 

Kemudian tahun kemarin, 2023, KBA Mojotrisno Jombang ini berhasil meraih juara 1 kategori Wisata Griya Budaya dari PT Astra International. Capaian ini telah membawa dampak positif yang cukup signifikan. Terbukti, jumlah pengunjung terus meningkat dari waktu ke waktu. 

“Dengan keberhasilan kita menjuarai ajang ini, terbukti kemarin yang lihat video kita mendadak menjadi banyak. Orang yang penasaran dan mau datang ke sini juga terus bertambah dari waktu ke waktu,” tandansya..