Kisah Tukang Tahu di Lumajang Naik Haji dari Hasil Menabung 40 Tahun

Kasan Solin dan Istrinya, Susiana.
Sumber :
  • A Toriq A/Viva Jatim

Jatim – Menunaikan rukun Islam ke-5 adalah harapan terbesar tiap muslim. Berbagai upaya mewujudkan impian itu pun dilakukan. Tak terkecuali bagi Kasan Solin, seorang jemaah haji kloter 48 asal Dusun Karangsukup, Desa Kunir Kidul, Kecamatan Kunir, Kabupaten Lumajang.

Pria yang sehari-hari berprofesi sebagai pembuat sekaligus penjual tahu keliling ini sangat bersyukur. Setelah berusaha dan berdoa selama kurang lebih 40 tahun, Kasan bersama istri tercintanya, Susiana berkesempatan menjadi tamu Allah pada musim haji tahun 2023 ini.

Bagi Kasan, bisa berhaji ke Baitullah sudah menjadi cita yang diidam-idamkan sejak ia masih remaja. Tak ayal jika semenjak 40 tahun silam ia rutin menyisihkan pendapatannya untuk ditabung. 

“Sejak saya masih bujang (belum menikah), saya sudah kepingin sekali bisa berangkat haji. Sedikit demi sedikit, waktu itu sekitar tahun 1983 saya mulai menyisihkan setiap pendapatan yang saya terima,” tuturnya kepada Viva Jatim, Selasa, 13 Juni 2023.

Pria 55 tahun itu menuturkan bahwa pertama kali menabung untuk haji, ia menyisihkan uangnya di celengan yang ia simpan dalam lemari bajunya. Hal itu dilakukan Kasan secara rutin bertahun-tahun. 

“Limapuluh rupiah, 100 rupiah saya berusaha sisihkan dengan diniati dalam hati ingin pergi berhaji,” terangnya sambil mengenang awal mula perjuangan untuk berhaji.

Waktu itu, Kasan masih menjadi buruh tahu yang membantu usaha produksi tahu pamannya. Setelah dirasa mampu berusaha sendiri, Kasan mulai merintis usaha produksi tahunya sendiri. Tak hanya produksi sendiri, dia juga yang menjajakan tahunya dari kampung ke kampung sambil naik motor.

Setelah uang dalam celengan dirasa penuh, Kasan pun memecahkannya dan ia pergunakan untuk membeli seekor sapi. Dari tahun ke tahun jumlah sapinya kian bertambah hingga cukup untuk mendaftar haji pada tahun 2011 silam.

“Dari seekor sapi itu, saya rawat baik-baik sehingga berkembang menjadi 4 ekor sapi. Pada tahun 2011, saya jual semua sapi yang saya punya untuk daftar naik haji dan dijadwalkan berangkat tahun 2021,” jelasnya.

Kini, setiap hari dia memproduksi tahu dari sekitar 30 kg kedelai. Selama Kasan berhaji, usaha tahunya tetap berjalan dengan dibantu anak-anaknya. Ia mengaku tidak memiliki karyawan lain selain istri dan anak-anaknya yang telah ia ajari produksi tahu.

Kasan dan istri sangat berbahagia, setelah sempat tertunda karena pandemi Covid-19, tahun ini mereka bisa menyempurnakan rukun Islam ke-5. 

“Doa yang dipanjatkan nanti semoga hidup makmur dan sehat serta anak-anak kami juga bisa naik haji semua,” pungkasnya.