Ulas Sejarah Bung Karno, Siswa SMA di Surabaya Menang LPB Tingkat Nasional

Lomba Peneliti Belia (LPB) yang diadakan Center for Young Scientist (CYS).
Sumber :
  • Mokhamad Dofir/Viva Jatim

Surabaya, VIVA Jatim –Elnathan Hamonangan Parasian Manalu, seorang siswa kelas X SMA Negeri 16 Surabaya, berhasil memenangkan Lomba Peneliti Belia (LPB) yang diadakan oleh Center for Young Scientist (CYS). Pemuda berusia 16 tahun ini meraih kemenangan dalam lomba dengan penelitian mengenai sejarah Bung Karno saat masih muda.

Lomba tingkat nasional itu diadakan di Universitas Multimedia Nusantara Jakarta pada Kamis, 30 November 2023 yang diikuti 250 peserta.

Elnathan punya alasan mengapa dirinya mengangkat sejarah Bung Karno saat besar di Surabaya sebagai bahan riset, hingga kemudian diikutkan pada Lomba Peneliti Belia.

Waktu itu hari Sabtu, 6 Mei 2023. Elnathan tak sengaja membaca berita tentang peresmian sebuah rumah peninggalan sejarah di Jalan Pandean IV nomor 40, Kelurahan Peneleh oleh Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi.

Ternyata rumah tersebut merupakan tempat tinggal Presiden Soekarno sewaktu muda, yang berada di Kampung Peneleh, sehingga dijuluki Kampung Bung Karno.

Elnathan pun dibuat penasaran dengan bangunan sejarah tersebut. Ia lalu menyempatkan diri berkunjung ke rumah tersebut tepat pada hari kemerdekaan Republik Indonesia, 17 Agustus 2023 bersama keluarga.

"Namun ketika saya membagikan foto dan caption tentang rumah tersebut, beberapa anggota keluarga yang berusia 40 tahun ke atas terkejut. Sebab selama ini mereka mengetahui kelahiran Bung Karno adalah di Blitar, bukan Surabaya," kata Elnathan, Rabu 6 Desember 2023.

Dari situ muncullah ide untuk mengangkat sejarah Bung Karno yang berkaitan dengan rumah di Kampung Peneleh tersebut untuk dijadikan riset penelitiannya.

Selama meneliti, ia menemukan fakta adanya upaya pengaburan sejarah mengenai tempat kelahiran Bung Karno. Ketika di era Orde Baru, Sang Proklamator kemerdekaan Indonesia itu acapkali ditulis lahir di Blitar, baik pada buku biografi maupun literatur. Termasuk pada buku pelajaran sekolah yang justru dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan.

Oleh sebab itu, menurutnya wajar bila Presiden Joko Widodo sempat salah menyebut kelahiran Bung Karno di Blitar, saat memberikan pidato dalam peringatan Hari Lahir Pancasila 1 Juni 2015 lalu.

Penulis pidato Presiden Jokowi pada saat itu akhirnya mengaku salah karena merujuk situs Tropenmuseum.nl sebagai bahan pidato. Karena itu Elnathan ingin meluruskan sejarah Bung Karno, selaku bapak pendiri bangsa.

"Meluruskan kesalahan yang telah sangat lama terjadi, adalah salah satu bentuk penghormatan kita terhadap pahlawan bangsa ini," katanya.

Pada kesempatan itu dirinya mengusulkan agar rumah yang banyak melahirkan tokoh tanah air tersebut mendapat perhatian pemerintah pusat dan diresmikan oleh Presiden Joko Widodo sebagai bagian dari peninggalan sejarah yang amat berharga.

Putra tunggal pasangan Andreas Manalu dan Intan Tetty Siringoringo ini dalam penelitiannya juga meminta supaya informasi seputar sejarah Rumah Peneleh terus disebarluaskan sehingga menjadi destinasi wisata sejarah andalan Kota Surabaya.

"Perlu publikasi yang massif dan efektif melalui berbagai media oleh Pemerintah Kota Surabaya, agar rumah tersebut dapat menjadi destinasi wisata sejarah," tutupnya.

Elnathan meneliti menggunakan metode heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Dengan guru pembimbing penelitian Muhamad Fikri Nur Rizal, selaku guru sejarah.

Dengan kemenangan ini, Elnathan berpeluang maju ke tingkat internasional di ajang serupa pada bulan Januari 2024 mendatang.