Peneliti Ungkap Tidak Semua Makanan Manis Berdampak Buruk untuk Jantung
- Viva.com
Surabaya, VIVA Jatim –Mengurangi gula tambahan memang langkah cerdas untuk menjaga kesehatan, namun tidak semua gula memberikan dampak yang sama pada tubuh.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa mengonsumsi makanan manis sesekali tidak terlalu membahayakan jantung Anda, namun konsumsi gula berlebihan dapat secara signifikan meningkatkan risiko stroke dan aneurisma.
Sebuah studi terkini yang mengkaji dampak gula terhadap penyakit kardiovaskular menyoroti bahwa bukan hanya jumlah gula yang dikonsumsi, tetapi juga sumber gula yang sangat penting.
Penelitian tersebut mengungkapkan bahwa mengonsumsi minuman manis secara berlebihan secara signifikan meningkatkan risiko stroke, gagal jantung, dan fibrilasi atrium.
"Temuan paling mencolok dari studi kami adalah adanya perbedaan hubungan antara berbagai sumber gula tambahan dan risiko penyakit kardiovaskular. Kontras yang mengejutkan ini menekankan pentingnya untuk tidak hanya memperhatikan jumlah gula yang dikonsumsi, tetapi juga sumber dan konteks konsumsinya," ungkap Suzanne Janzi, penulis utama studi ini, yang dikutip dari Medical Daily pada Rabu 5 Februari 2025.
Untuk memahami bagaimana berbagai jenis gula memengaruhi kesehatan jantung, para peneliti menganalisis data dari dua studi kohort besar, yaitu Swedish Mammography Cohort dan the Cohort of Swedish Men. Menggunakan kuesioner diet dari tahun 1997 dan 2009, mereka melacak kebiasaan makan 69.705 peserta, dan terus memantau mereka untuk mengamati risiko penyakit kardiovaskular serta tingkat kematian hingga tahun 2019.
Penelitian ini berfokus pada tiga sumber gula utama: topping seperti madu, camilan seperti kue kering, dan minuman manis seperti soda. Para peneliti kemudian menganalisis bagaimana ketiga sumber gula ini memengaruhi risiko tujuh penyakit kardiovaskular utama, termasuk dua jenis stroke, serangan jantung, gagal jantung, aneurisma aorta, fibrilasi atrium, dan stenosis aorta.
Selama masa tindak lanjut, 25.739 peserta mengalami masalah kardiovaskular. Hasil analisis menunjukkan bahwa minuman manis, terutama soda, dikaitkan dengan risiko terbesar, meningkatkan peluang terjadinya stroke iskemik, gagal jantung, fibrilasi atrium, dan aneurisma aorta abdominal.
"Minuman manis yang mengandung gula cair seringkali tidak memberikan rasa kenyang yang sama seperti makanan yang mengandung gula padat. Gula cair membuat Anda merasa kurang kenyang, yang dapat menyebabkan konsumsi berlebihan.
Selain itu, konteks konsumsinya juga penting – camilan sering dinikmati dalam suasana sosial atau acara tertentu, sementara minuman manis mungkin lebih sering dikonsumsi," jelas Janzi.
Namun, yang menarik, risiko kesehatan terbesar terlihat pada individu yang mengonsumsi camilan paling sedikit. Ini bisa disebabkan oleh fakta bahwa orang-orang ini mungkin menjalani pola makan yang lebih ketat karena kondisi kesehatan yang sudah ada.
Sebaliknya, konsumsi camilan sesekali justru dikaitkan dengan hasil kesehatan yang lebih baik dibandingkan dengan mereka yang tidak mengonsumsi camilan sama sekali.
“Meskipun penelitian observasional kami tidak dapat menentukan hubungan sebab-akibat secara langsung, temuan ini menunjukkan bahwa asupan gula yang sangat rendah mungkin tidak selalu diperlukan atau bermanfaat bagi kesehatan jantung,” ujar Janzi.