Harga Beras di Magetan Terus Melonjak, Capai Rp 16 Ribu per Kilogram

Ilustrasi harga beras.
Sumber :
  • Istimewa

Magetan, VIVA Jatim –Akhir-akhir ini, harga beras di sejumlah daerah terus mengalami kenaikan harga. Hal ini tentunya membuat masyarakat terus mengeluh.

Tak terkecuali di Kabupaten Magetan, Jawa Timur yang juga terus mengalami kenaikan. Bahkan saat ini harga beras telah menyentuh Rp16.000 per Kilogram yang sudah terjadi sejak sepekan terakhir.

Seperti yang terjadi di Pasar Sayur Magetan, beras yang semula berkisar di harga Rp12.000 sampai Rp12.500 per kilogram, saat ini melonjak naik hingga Rp16.000 per kilogram.

Pedagang sembako di Pasar Sayur Magetan, Heny Susanti, mengatakan kenaikan itu terjadi beberapa kali dan bertahap hingga saat ini sudah menyentuh angka Rp16.000 per kilogram. Kenaikan harga beras tersebut sudah terjadi sejak dua pekan terakhir.

“Tidak langsung naik, pertama Rp14.000, kemudian Rp15.000 dan sekarang mencapai Rp16.000 per kilogram,” katanya dikutip dari Solopos Minggu, 25 Februari 2024.

Heny menambahkan, sementara untuk beras medium saat ini masih di angka Rp15.000 per kilogram. Dan kebanyakan dari pembeli memilih beras kualitas rendah dengan alasan harganya lebih murah.

Bukan hanya itu, para pedagang di Pasar Sayur Magetan juga mengaku khawatir sebab pasokan beras sudah mulai menipis. Selain itu, pedagang mengaku kesulitan mencari pasokan beras.

“Stoknya menipis, tidak ada barang, hari ini sudah mulai kosong, katanya dari Bulog juga bakal dikurangi pengirimannya,” tambahnya.

Heny menambahkan, para pedagang di Pasar Sayur Magetan itu rata-rata malah mendapat pasokan beras dari luar wilayah Magetan. Hal itu lantaran di Kabupaten Magetan belum memasuki musim panen dan intensitas hujan di wilayah itu masih tinggi. Akibatnya banyak dari pemasok yang beralasan tidak bisa mengirim barang karena terhambat adanya hujan.

Hal senada dikatakan Sulasmi, pedagang beras di Pasar Sayur Magetan. Dia menuturkan beras kualitas rendah saat ini sudah bertengger di angka Rp12.000 per kilogram. Itu pun beras tak layak konsumsi.

“Kalau yang terendah harganya Rp12.000 itu beras yang biasa untuk campuran pembuatan kerupuk. Tidak hanya beras mayoritas bahan pangan harganya naik semua,” katanya.

Sulasmi menambahkan, beras kualitas rendah itu banyak dibeli masyarakat untuk dikonsumsi. Selain murah, beras itu dinilai menjadi alternatif untuk menghemat pengeluaran.

Selain beras, kenaikan juga terjadi di beberapa komoditas barang kebutuhan pokok. Minyak goreng curah yang biasanya dijual Rp14.000 kini merangkak naik hingga Rp16.000. Selain harganya naik, stok minyak juga sudah menipis.

Hal yang sama juga terjadi untuk harga gula pasir. Harga semula di angka Rp14.000 per liter kini menjadi Rp17.000 per liter. Kenaikan yang terbilang serentak ini terjadi sejak Pemilu 2024 lalu. Dan belum turun hingga Pemilu berakhir.