Pj Gubernur Jatim Punya IPRO Andalan Guna Perkuat Kerjasama dengan Vietnam

Pj Gubernur Jatim saat presentasi IPRO
Sumber :
  • Nur Faishal/Viva Jatim

Sementara untuk Komoditas non migas ekspor Jawa Timur 2023 meliputi tembaga senilai USD 163.721.200, gula dan kembang gula USD 35.999.799, lemak dan minyak hewan/nabati USD 28.147.636, bahan kimia organik USD 26.221.011, kertas/karton USD 16.883.820, berbagai produk kimia USD 14.900.432, ikan dan udang USD 11.692.801, ampas/sisa industri makanan USS 8.871.588, kopi dan teh serta rempah-rempah USD 8.824.851, juga tembakau USD 8.790.764.

Dan untuk komoditas impor meliputi gandum-ganduman senilai USD 88.732.753, besi dan baja USD 62.967.820, plastik dan barang dari plastik USD 59.798.382, berbagai makanan olahan USD 37.460.128, mesin/peralatan listrik USD 28.191.676, kertas/karton USD 20.002.588, kopi dan teh serta rempah-rempah USD 16.179.124, pupuk USD 14.887.177, kapas USD 10.406.220, mesin-mesin/pesawat mekanik USD 9.659.766.

Tak hanya sektor perdagangan, Adhy juga membidik peningkatakan kerjasama Jatim-Vietnam di sektor pariwisata. Hal ini didukung dengan kunjungan wisman Vietnam ke Indoneia yang cukup tinggi yaitu mencapai 121.879 pada 2023 menurut BPS & Imigrasi Juanda. Di mana, 1.606 di antaranya berwisata ke Jawa Timur.

Sedangkan menurut data Vietnam Tourism, kunjungan wisman Indonesia ke Vietnam mencapai 105.380 pada tahun 2023.

"Di sektor ini, wisatawan Vietnam ke Jawa Timur melonjak dari yang sebelumnya hanya 652. Ekonomi kita juga cukup bagus karena animo masyarakat untuk berkunjung ke masing-masing negara lebih tinggi," katanya.

"Pun menjadi sesuatu yang penting dan perlunya standar untuk halal tourism bagi kerjasama sektor pariwisata ini," pungkas Adhy.

Di Jawa Timur sendiri, menurut data Disbudpar Jatim, lokasi pariwisata bersertifikat halal telah banyak tersebar. Total ada 80 katering dan restoran bersertifikat halal, 9 hotel, dan 45 Halal Center.