Titik Balik Edukasi Keselamatan Perlintasan Sebidang Kereta di Tulungagung
- Madchan Jazuli/Viva Jatim
"Menjadi relawan ya antara 8 tahun lebih. Usai kejadian itu sekarang malah penjadi tugas penjaga lalu lintas palang pintu. Alhamdulillah sekarang sudah diperhatikan lebih sejahtera," ujar Dio Ferdinanto.
Pria berusia 35 tahun ini mengaku saat kejadian nahas bus vs kereta itu, ia tidak sedang menjaga. Jadwal rekan lain yang masih belum berangkat karena jam masih menunjukkan pagi-pagi buta.
Pasca kejadian tersebut, dirinya menjadi tambah bersemangat dalam menjalankan tugas sehari-hari. Pekerjaannya menjaga palang pintu ini sama halnya menjaga keselamatan pengendara yang akan melintas.
"Menolong orang lewatlah menjaga ini, sekadar menolong orang lewat, kalau menyeberang," ulasnya.
Disinggung keluhan dari masyarakat, ia mengaku tidak ada. Karena saat ini sudah terbangun pos jaga bagus sekali. Berbeda dadulu sangat rawan sekali saat belum dibangun.
"Sebelumnya ada palang pintu itu masyarakat nylonong namanya orang. Padahal sudah memperingatkan tetapi orang yang ngeyel semaunya sendiri," tutupnya.
Analis Kebijakan Ahli Muda Dinas Perhubungan (Dishub) Tulungagung, Aries Prasetyo mengungkapkan perihal edukasi keselamatan di perlintasan sebidang, pihaknya sudah melakukan mulai dari tingkatan usia dini sampai ke usia SMA/SMK sederajat.