Tren Elektabilitas PKB Naik Versi SMRC, Gus Muhaimin: Buah Kerja Kader
- A Toriq A/Viva Jatim
Jatim – Elektabilitas Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) terus menunjukkan tren yang sangat positif. Hasil survei terbaru yang dirilis Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), PKB bertengger di urutan tiga besar dengan tingkat elektabilitas 9,5 persen, di bawah PDIP di urutan pertama yang memperoleh 24,8 persen dan Gerindra 11 persen.
Survei dilakukan SMRC secara tatap muka pada 5-13 Agustus 2022. Populasi survei adalah seluruh warga negara Indonesia 17 tahun ke atas yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berusia 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan. Dari populasi itu, dipilih secara random (stratified multistage random sampling) 1.220 responden dengan margin of error survei ± 3,1 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Direktur Riset SMRC Deni Irvani menyebutkan, jika pemilihan umum (pemilu) diadakan sekarang, elektabilitas PKB mengungguli Partai Golkar di posisi 4 dengan tingkat elektabilitas 9,1 persen, Demokrat (6,6 persen), PKS (4,1 persen), NasDem 3,5 persen, Perindo 3 persen, PPP 2,7 persen, dan PAN 1,9 persen. Sedangkan partai-partai lain mendapatkan suara di bawah 1 persen. Masih ada 21,7 persen yang belum menentukan pilihan.
”Dibanding hasil Pemilu 2019, dukungan pada PKB cukup stabil, dari 9,7 persen pada Pemilu 2019 menjadi 9,5 persen pada survei Agustus 2022,” ujar Deni saat merilis hasil survei bertajuk Tren Elektabilitas Partai Jelang Pemilu 2024 yang disiarkan melalui kanal Youtube SMRC TV, dikutip Viva Jatim pada Senin, 5 September 2022.
Jika dilihat dari tren elektabilitas berdasarkan hasil survei sebelumnya, elektabilitas PKB terus menunjukkan tren kenaikan. Berdasarkan hasil survei serupa yang dilakukan SMRC pada Desember 2021 lalu, saat itu elektabilitas PKB hanya mencapai 8,4 persen. Selanjutnya pada survei Maret 2022 naik menjadi 8,6 persen, dan survei terbaru Agustus 2022 di angka 9,5 persen.
Sementara dukungan pada NasDem turun dari 9,1 persen menjadi 3,5 persen, PPP dari 4,5 persen menjadi 1,9 persen, dan PAN dari 6,8 persen menjadi 1,9 persen. Penurunan suara juga dialami oleh partai-partai nonparlemen. Pada Pemilu 2019, partai-partai yang tidak lolos parlemen ini secara akumulatif mendapatkan suara 9,7 persen. Angka ini turun menjadi 5 persen pada Agustus 2022.
Dalam catatan SMRC, lanjut Deni, dukungan untuk PKB hingga 1,5 tahun menjelang Pemilu 2024 juga lebih baik dibandingkan menjelang Pemilu 2019. Hingga 1,5 tahun menjelang Pemilu 2024, rata-rata elektabikitas PKB dalam survei Maret 2020 hingga Agustus 2022 adalah 8,8 persen, lebih tinggi 3,5 persen dibanding rata-rata elektabilitas yang diraihnya menjelang 2019 dalam survei Mei 2015 hingga September 2017 sebesar 5,3 persen.
Menanggapi itu, Ketua Umum PKB Abdul Muhaimin Iskandar (Gus Muhaimin) menyambut positif hasil survei yang menunjukkan elektabilitas PKB terus mengalami kenaikan. ”Tren elektabilitas yang cukup positif dan cenderung terus mengalami peningkatan dari waktu ke waktu ini merupakan hasil dari kerja keras seluruh jejaran pengurus, simpatisan dan kader PKB di semua tingkatan,” katanya.
Kendati begitu, Gus Muhaimin mengajak para pengurus dan kader PKB untuk tidak lebih dulu berpuas diri karena target PKB adalah memenangkan Pemilu baik legislatif maupun Pilpres. ”Di Pileg kalau tidak bisa nomor satu minimal nomor dua. Target kita menang pileg, pilpres dan pilkada serentak,” kata cicit salah satu pendiri Nahdlatul Ulama (NU) KH Bisri Syansuri ini.