Ansor Jatim Respons Polemik Warung Madura: Itu Konsep Nyata Ekonomi Kerakyatan

Wakil Ketua Bidang Perekonomian GP Ansor Jatim Musaffa Safril.
Sumber :
  • Musaffa Safril untuk Viva Jatim

Surabaya, VIVA JatimWarung Madura yang bertebaran di Ibu Kota DKI Jakarta dan berbagai daerah lainnya kini jadi sorotan. Pemantiknya ialah imbauan yang dikeluarkan Lurah Pinatih di Denpasar Timur, Bali, yang mengimbau agar Warung Madura tidak buka 24 jam. Banyak pihak terpantik merespons, di antaranya, Gerakan Pemuda Ansor Jawa Timur.

“Warung Madura adalah konsep nyata ekonomi kerakyatan yang lahir dan tumbuh dari masyarakat tanpa mengandalkan bantuan dari pemerintah. Mereka melakukan inovasi dari sisi pelayanan dengan ciri khas mereka sendiri,” kata Wakil Ketua Bidang Perekonomian, Koperasi, dan Pengembangan UMKM GP Ansor Jatim, Musaffa Safril, kepada VIVA Jatim, Sabtu, 27 April 2024.

Dalam konteks pengentasan pengangguran, konsep Warung Madura menurutnya efektif dalam menciptakan lapangan kerja baru dan pemerataan ekonomi. “Karena rata-rata yang mengelola atau menjaga Warung Madura itu biasanya kerabat atau terangganya [pemilik warung],” tandas Safril.

Biasanya, lanjut pria kelahiran Sumenep, Madura, itu, penjaga warung mengumpulkan modal dari jerih payahnya menjaga warung lalu dipakai modal untuk mendirikan warung sendiri. “Kemudian nanti setelah mampu mengumpulkan modal sendiri, dia bisa buka toko sendiri,” ujar Safril.

Perlu diketahui, papar dia, Warung Madura bukanlah jenis usaha franchise. Tidak ada pemodal besar. Toko Madura berdiri sendiri-sendiri dan didirikan oleh perseorangan. “Warung Madura murni milik perseorangan dengan modal pribadi tanpa intervensi pemodal besar atau bahkan program-program pemerintah,” kata Safril.

 

Salah satu Warung Madura di Kota Surabaya.

Salah satu Warung Madura di Kota Surabaya.

Photo :
  • Istimewa