Sumber Mata Air di Tulungagung Menyusut Tinggal 80 Titik

Pj Bupati Tulungagung Heru Suseno
Sumber :
  • VIVA Jatim/Madchan Jazuli

Tulungagung, VIVA Jatim – Musim kemarau diprakirakan sudah mulai tiba. Terbukti hujan sudah tidak turun di sejumlah wilayah. Sumber mata air menurun drastis dari 300-an titik menjadi 80 titik di seluruh Tulungagung.

Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Perkim) Tulungagung, Anang Pratistianto mengataan, banyak faktor yang menyebabkan debit mata air tersebut menjadi hilang.

"Maksimal jumlah mata air sekarang yang aktif sekitar 80 titik, jauh berkurang dulu 300-an. Salah satu penyebabnya karena kurang perawatan, tidak dimanfaatkan dan sebagainya," ujar Anang Pratistianto, Rabu, 22 Mei 2024.

Anang tidak menampik selain turunnya muka air bawah tanah, juga disebabkan penggundulan hutan yang beralih menjadi komoditas pertanian seperti jagung. Sehingga tanah perbukitan gersang dan tidak menyimpan cadangan air. Pada musim kemarau sulit mendapatkan air.

"Iya (tidak adanya penghijauan) membuat air tanah turun. Sebenarnya untuk kondisi air di Kecamatan Tanggunggunung masih bagus. Ini luar biasa yang ada di Desa Tenggarejo, karena Kawasan Kars yang bisa dibor ada air yang keluar," ujarnya.

Disinggung pengeboran untuk memenuhi kebutuhan air bersih, ia mengaku pihaknya masih belum melakukan di tahun ini. Bisa diusulkan tahun ini dan nanti akan direalisasikan pada tahun 2025 mendatang.

"Sekarang ini sudah kita lakukan survei, kita ini mulai tahun ini akan melakukan perencanaan. Tahun 2025 kita pelaksanaan melalui pipanisasi kita distribusi. Dahulu ke pipa tampungan dulu mau digunakan sumber Songo tetapi tidak kuat, itu yang akan kita manfaatkan," jelasnya.

Anang bersyukur salah sau wilayah mendapatkan sumur bor dari pihak alumni salah satu kampus di Surabaya. Dinas Perkim akan mensupport dengan menyalurkan masyarakat dinaikkan kapasitas debit untuk memenuhi kebutuhan air bersih melalui pipanisasi.

Total kurang lebih ada 200-an KK yang akan mendapat dari manfaat tersebut. Yang sebelumnya harus membeli menghabiskan dua tangki, saat ini sudah bisa digunakan untuk masak, mencuci, air minum, meskipun belum menjamin akan aman sampai musim kemarau habis.

"Musim kering masih terus sumbernya masih ada khusus lingkungan di sini masih mencukupi. Namun di luar jangkauan belum bisa memenuhi," terangnya.

 

 

Kondisi perbukitan di wilayah Tulungagung selatan gersang

Photo :
  • VIVA Jatim/Madchan Jazuli

 

 

Pj Bupati Tulungagung Heru Suseno menjelaskan, pemerintah berencana akan membuat sumur bor. Namun harus menggandeng tim ahli supaya mencari titik bisa pas yang sesuai agar debit air mampu memenuhi kebutuhan masyarakat dataran tinggi sepanjang tahun.

"Titik yang sesuai membuat sumber airnya bisa terus-menerus, itu yang agak susah kemarin mencari di Tenggarejo," papar Heru Suseno.

Untuk itu, pria yang juga menjabat sebagai Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur ini mengaku telah meminta Dinas Perkim untuk menambah titik yang lain sesuai dengan kemampuan daerah. Karena ketersediaan air bersih bagi masyarakat merupakan kebutuhan primer yang harus dipenuhi. 

"Kalau kita belum bisa menyediakan sumur pompa seperti ini, kita seperti biasa BPBD akan melakukan dropping air sesuai dengan kebutuhan mereka," pungkasnya.

Pantaun VIVA Jatim, di sepanjang Desa Tenggarejo Kecamatan Tanggunggunung Tulungagung banyak lahan perbukitan yang mulai beralih tanaman jagung. Sehingga tampak dari kejauhan hamparan berwarna cokelat berupa tanah gersang.