Festival Bakar Sate HUT ke-106 Kota Mojokerto Dipadati Pengunjung
- M Lutfi Hermansyah/Viva Jatim
Surabaya, VIVA Jatim – Festival Bakar Sate kembali menyemarakkan rangkaian Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-106 Kota Mojokerto di Halaman Parkiran Gedung Olahraga (Gor) Seni Majapahit, Senin, 17 Juni 2024. Festival ini menampilkan beragam olahan sate dari puluhan peserta.
Festival Bakar Sate merupakan agenda yang diselenggarakan bersamaan dengan Idul Adha. Dan, di tahun 1445 Hijriah ini, Hari Raya Kurban jatuh pada Juni sehingga masuk menjadi bagian dari rangkaian HUT Ke-106 Kota Mojokerto.
Ajang yang memperebutkan Piala Wali Kota Mojokerto ini dimeriahkan puluhan stan dari kategori Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemkot Mojokerto dan kategori umum.
Tak hanya berlomba dalam cita rasa dari olahan sate daging, masing-masing peserta juga saling unjuk kreativitas melalui penyajian, kostum, yel-yel, hingga kreativitas penataan dekorasi stan. Setiap olahan sate dinilai oleh dewan juri dari Indonesia Chef of Independet (ICI).
Antusiasme masyarakat sangat luar biasa. Hal itu terlihat dari masyarakat yang memadati di setiap stan. Dalam kesempatan tersebut, Pejabat (Pj) Walikota Mojokerto M Ali Kuncoro bersama jajaran Forkopimda Kota Mojokerto juga meninjau langsung seluruh stan peserta.
“Ini sesuatu yang sangat menarik. Saya harapkan bisa jadi sebuah kalender event tahunan yang tidak saja dinikmati masyarakat Kota Mojokerto, tapi juga naik kelas bisa dinikmati secara regional atau tingkat provinsi. Dan kedepan harus bisa dinaikkan kelasnya secara nasional,” kata Ali Kuncoro dalam sambuatannya.
Ia mengungkapkan, Festival Bakar Sate juga merupakan salah satu event tahunan yang menjadi bagian dari event berdampak yang mampu menjadi daya tarik masyarakat. Kedepannya, perlu dikemas lebih meriah lagi. Oleh sebab itu, ia berharap baik kepada Sekertaris Daerah Kota (Sekdakot dan DPRD Kota Mojokerto untuk menyiapkan anggaran khusus untuk Hari Jadi Kota Mojokerto.
“Ini penting bagi saya. Karena ketika bicara Hari Jadi Kota Mojokerto, ini bukan Hari Jadi Pemerintahannya, tapi Kota Mojokerto dan masyarakatnya. Ketika pemerintah bermanifestasi dan membahagiakan masyarakatnya, kita beri wadah untuk mengembangkan kreasinya, saya pikir jadi sebuah ikon baru. Dan tentu impact-nya (dampak) bisa kemana-mana. Masyarakatanya bahagia dan pemerintahnya tumbuh,” tuturnya.
Ia juga berharap event semacam ini mendatangkan warga dari berbagai daerah dalam rangka mendukung program Kota Mojokerto menuju kota wisata berbasis sejarah dan budaya.
“Sesuai lihat penta helix nyata ya disini. Pemerintah, pers, influencer, akademisi, dan masyarakat hadir semua disini. Penta helix approach betul-betul nyata di Kota Mojokerto. Ini sesuatu yang membanggakan. Bersamaan ini harus kita jaga terus,” terang Ali.