Pencarian 6 Nelayan Hilang Korban Tertimpa Rumah Kontainer Dihentikan

1 nelayan tewas tertimpa rumah kontainer ditemukan
Sumber :
  • Basarnas Surabaya

Surabaya, VIVA Jatim – Tim SAR gabungan menghentikan pencarian 6 nelayan yang hilang setelah menjadi korban tertima rumah kontainer di area tambang migas PHE WMO di Perairan Madura. Pihak keluarga disebut-sudah mengikhlaskan kepergian enam korban untuk selama-lamanya.

Kantor SAR Surabaya dalam keterangan tertulisnya menyampaikan, pencarian korban dihentikan pada pencarian hari ketujuh pada Rabu kemarin. "Namun apabila di kemudian hari ditemukan tanda-tanda keberadaan korban, maka operasi SAR dapat dibuka kembali," isi keterangan tertulisnya, Kamis, 20 Juni 2024.

Korban hilang terakhir ditemukan pada Minggu, 16 Juni 2024. Itu adalah korban kedua yang ditemukan meninggal dunia. SAR Mission Coordinator (SMC) dalam operasi SAR kali ini, Muhamad Hariyadi mengatakan, jasad satu korban tersebut ditemukan pada Minggu sore sekitar pukul 15.30 WIB.

Jasad korban ditemukan terapung di koordinat 06° 52' 33" S 112° 46' 07" E. Jasad tersebut berjenis kelamin laki-laki dengan ciri-ciri memakai celana jins, kaus hitam, dan bergelang kain hitam. Hariyadi tak menyebutkan identitas korban, mungkin masih memerlukan identifikasi.

Sekitar pukul 16.08 WIB, jasad korban berhasil dievakuasi dan dibawa KN SAR 249 Permadi. "Selanjutnya, jenazah tersebut dibawa menuju ke Pelabuhan Gresik dan berhasil bersandar sekitar pukul 18.00 WIB. Pihak berwenang kemudian membawa jenazah ke RSUD Ibnu Sina Gresik guna keperluan identifikasi," kata Hariyadi dalam keterangannya.

Dalam pencarian, tim SAR gabungan mengerahkan tiga unit kapal dan satu pesawat, yaitu KN SAR 249 Permadi BASARNAS, KP Hiu 09 KKP, KN 116 Chundamani KPLP Tanjung Perak, serta pesawat ATR 42-320 PK YRE milik KKP.

Proses pencarian korban dimulai sekitar pukul 08.00 WIB. Keempat alut tim SAR gabungan ini melakukan pencarian di area yang telah ditetapkan melalui aplikasi SAR Map, dengan radius sekitar 40 mil laut dari lokasi kejadian. Sekitar pukul 08.03 WIB, tim KN SAR 249 Permadi dapat berkomunikasi dengan pilot pesawat ATR 42-320 PK YRE.

Komunikasi ini bertujuan untuk mengkoordinasikan upaya pencarian dengan menggunakan pola yang sama pada hari sebelumnya, yaitu pola creeping line. Tim SAR gabungan juga berkoordinasi dengan SROP Surabaya dan VTS Surabaya guna pemapelan informasi kejadian tersebut kepada kapal-kapal yang melintas di sekitar lokasi kejadian.

Hal ini dimaksudkan agar mereka memberikan bantuan jika menemukan para korban. Upaya pencarian para korban ini melibatkan sejumlah pihak, yaitu tim KN SAR 249 Permadi BASARNAS, KPLP Tanjung Perak, KKP, BMKG Maritim Tanjung Perak untuk informasi cuaca wilayah perairan, Satpolairud Gresik, Syahbandar Gresik, Pos Kamladu Gresik, Satpolairud Bangkalan, Pelindo Gresik, BPBD kabupaten Gresik, dan nelayan sekitar.

Peristiwa tragis itu bermula ketika dua perahu yang membawa 16 nelayan melaut dari Gresik pada Senin, 10 Juni 2024, sore menuju Perairan Madura untuk mengambil besi tua.

Pada Selasa, 11 Juni 2024, malam, cuaca buruk melanda dan mereka kemudian berlindung di bawah rumah kontainer yang menggantung di tower tambang PHE WMO. Nahas, mungkin karena diterjang angin kencang, rumah kontainer tersebut ambruk dan menimpa dua perahu yang berlindung di bawahnya.

Perahu tersebut beserta 16 penumpangnya tenggelam. Sebanyak 8 orang berhasil selamat. Ada yang diselamatkan nelayan sekitar, ada pula yang berenang hingga mencapai pantai terdekat. Sementara 1 korban saat itu ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.

Ada 7 orang hilang dan satu di antaranya baru ditemukan dalam kondisi meninggal dunia. Dengan demikian, data terakhir ada dua korban meninggal dunia dan 6 korban masih dalam pencarian.