7 Hari Gunawan Tertimbun Longsor di Kesamben Blitar, Pencarian Diperpanjang

Tim SAR mencari korban tertimbun longsor di Blitar.
Sumber :
  • Humas Basarnas Surabaya

Blitar, VIVA Jatim – Seorang warga Dusun Sukorejo, Desa Bumirejo, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Blitar, bernama Gunawan (45 tahun) tertimbun longsor yang terjadi pada Minggu, 30 Juni 2024, malam. Hingga tujuh hari pencarian, Sabtu, 6 Juli 2024, tim SAR gabungan belum juga menemukan keberadaannya. Operasi pencarian pun diperpanjang.

Bencana longsor tersebut terjadi di Dusun Sukorejo, Desa Bumirejo, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Blitar. Saat itu, korban bernama Gunawan berada di kandang ayam miliknya bersama pekerjanya, Anto (23). Tiba-tiba tebing di dekat kandang ayam tersebut longsor dan materialnya menimpa keduanya.

Anto berhasil diselamatkan oleh rekannya. Melihat Gunawan tak tampak karena sudah tertimbun material longsor, Jarianto (62) dan Mugiono (69) bergegas ke titik longsoran dan coba menolong. Nahas, saat itulah longsor susulan terjadi. Jarianto dan Mugiono ikut tertimbun longsor.

Jarianto dan Mugiono ditemukan tim SAR gabungan dalam kondisi tertimbun longsor dan langsung dievakuasi ke Puskesmas Kesamben. Sementara Gunawan belum ditemukan hingga 7 hari masa pencarian. Setelah dilakukan evaluasi operasi SAR dan koordinasi, operasi pencarian ini akan diperpanjang hingga Senin, 8 Juli 2024. 

“Hasil koordinasi dengan BPBD Kabupaten Blitar dan unsur SAR gabungan lainnya, disepakati bahwa operasi SAR akan diperpanjang selama 2 hari,” kata Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Surabaya selaku SAR Mission Coordinator (SMC) dalam operasi SAR ini, Muhamad Hariyadi.

Komandan Tim SAR dari Pos SAR Trenggalek Yhoni Fariza memaparkan, pencarian selama dua hari terakhir tidak dapat dilakukan dengan maksimal akibat hujan yang mengguyur lokasi kejadian. Tidak hanya itu, medan di area pencarian juga menjadi kendala. Ada retakan baru di sepanjang jalur material lumpur yang dapat membahayakan tim SAR Gabungan.

“Struktur tanah di bukit yang longsor berupa tanah gembur tanpa ada batuan besar sama sekali, sehingga struktur tanah mudah sekali untuk bergerak” terang Yhoni.