8.320 Warga Terdampak Krisis Air Bersih di Mojokerto

Warga Terdampak Krisis Air Bersih di Mojokerto
Sumber :
  • Viva Jatim/M Lutfi Hermansyah

Saat ini, BPBD Kabupaten Mojokerto telah mendistribusikan air bersih ke desa yang dilanda krisis air bersih. Setiap hari ada 10 tangki mengirim ar bersih. 

“Di Kunjorowesi mendapat 4 tangki, Desa Manduro Manggung Gajah 3 tangki, dan Desa Duyung 3 tangki. Berarti setiap hari ada 10 tangki yang dropping,” ungkap Khakim. 

Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati telah menetapkan status tanggap darurat bencana kekeringan dan karhutla tahun 2024 pada 19 Juni lalu. Status tanggap darurat tersebut berlaku hingga 15 November mendatang.

Menurut Khakim, penyebab krisis air bersih di setiap desa tak jauh berbeda. Yakni tak ada sumber mata air. Sejatinya, pada tahun 2023 Pemda berencana membangun sumur bor di Desa Kunjorowesi untuk mengatasi krisis air. Akan tetapi, belum terealisasi karena butuh pengkajian ulang dan dana yang cukup besar. 

“(Pengeboran sumber air) masih dikaji ulang dengan pengukuran kedalaman sumber air. Kedalamanya 200 meter, bor tidak kuat karena daerah pegunungan penuh bebatuan,” terang Khakim. 

Sedangkan di Desa Duyung, mengalami kiris air bersih lantaran tidak ada sumber air bersih meski terletak di bawah kaki Gunung Penanggungan. Sehingga diperlukan pipanisasi dari desa tetangga. 

Khakim menyebut, pemerintah berencana memanfaatkan sumber air Dlundung di Desa Ketapanrame. Namun, masih butuh dikaji ulang terkait dengan biaya.