Bila PKB dan PDIP Koalisi di Pilgub Jatim, Pakar UINSA: Cukup Mengganggu Khofifah-Emil

Pakar politik UINSA Syaeful Bahar.
Sumber :
  • Dokumen Syaeful Bahar

Surabaya, VIVA Jatim – Pakar politik dari Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya M Syaeful Bahar mengatakan pertarungan sengit akan tersuguhkan di Pilgub Jatim bila PKB dan PDIP berkoalisi. Kekuatan dua partai besar dengan basis kader fanatik di Jatim itu juga akan cukup mengganggu terhadap paslon petahana, Khofifah Indar Parawansa dan Emil Dardak (Khofifah-Emil).

“Jika PKB dan PDIP berkoalisi, maka akan cukup mengganggu pada petahana. Meskipun Khofifah kader NU, namun dengan realitas hubungan PBNU dan PKB yang  sedang tidak normal, maka hampir mustahil kader PKB akan mendukung Khofifah. Apalagi ketika PKB mengusung kader sendiri,” kata Bahar kepada VIVA Jatim, Selasa, 27 Agustus 2024.

Pengajar FISIP UINSA itu berpendapat, PDIP dan PKB sama-sama memiliki kader fanatik dan loyal, terutama di Jatim. Mesin dua partai itu akan berjalan maksimal apabila paslon yang diusung adalah kader mereka sendiri. Itu akan memompa semangat kader PKB dan PDIP untuk berjuang keras memenangkan kontestasi Pilgub Jatim.

“PDIP punya soliditas yang tinggi. Fanatisme kadernya sangat kuat. Mereka akan semakin solid ketika semakin ditekan. Mereka akan menemukan historitas perlawanan di tahun 90-an yang berakhir dengan tragedi Kuda Tuli,” tandas Bahar.

Begitu juga dengan PKB dengan basis kader dan simpatisannya, diakui atau tidak, dari lingkungan Nahdlatul Ulama (NU). “PKB tidak jauh berbeda dengan PDIP. Kadernya cenderung fanatik dan loyal, apalagi di Jawa Timur. Mereka akan lebih senang jika mengusung kader sendiri di Pilgub Jawa Timur,” ucap Bahar.

Sejauh ini, PKB telah menggaungkan nama mantan Ketua PWNU Jatim KH Marzuki Mustamar untuk diusung di Pilgub Jatim. sementara PDIP menggodok dua nama, yakni Mensos Tri Rismaharini atau Risma dan Menpan RB Abdullah Azwar Anas. Dua kader PDIP itu sama-sama berasal dari Jatim dan pernah punya pengalaman jadi kepala daerah dengan prestasi gemilang.

Di antara tiga nama itu, siapa yang paling potensial diusung jika PKB dan PDIP berkoalisi? “Jika pasangan KH Marzuki Mustamar dengan Risma atau Risma dengan Kiai Marzuki terwujud, maka sangat mungkin Pilgub Jawa Timur akan lebih sengit dan lebih menjanjikan bagi tumbuh kembangnya demokrasi kita,” kata Bahar.

Seperti diketahui, sampai saat ini PKB dan PDIP masih belum menentukan siapa yang akan diusung di Pilgub Jatim. Padahal, KPU sudah membuka pendaftaran calon dan akan berakhir pada Kamis, 29 Agustus 2024. PDIP sudah memastikan tidak akan mendukung Khofifah-Emil. Partai Banteng berharap bisa berkoalisi dengan PKB. Tapi PKB belum menentukan sikap.

Sampai saat ini, baru paslon petahana Khofifah-Emil yang sudah siap untuk maju di Pilgub Jatim, dengan modal rekomendasi dari sedikitnya 10 partai politik di luar PKB dan PDIP. Khofifah-Emil rencananya akan mendaftar ke KPU pada Rabu, 28 Agustus 2024.