Kemiskinan hingga Pendidikan Jadi Atensi Multazam selama Jabat Anggota DPRD Jatim

Anggota DPRD Jatim 2024-2029 Multazamudz Dzikri
Sumber :
  • VIVA Jatim/A Toriq A

Surabaya, VIVA Jatim - Tidak mudah untuk dilantik dan duduk di kursi DPRD Jawa Timur. Perjuangan, doa dan modal politik menjadi faktor penentu seorang politisi untuk bisa berada di titik sebagai wakil rakyat.

Namun mungkin tiga faktor utama tersebut tampaknya tidak berlaku bagi Multazamudz Dzikri. Politisi muda PKB ini hanya butuh modal doa dan perjuangan dan akhirnya menjadi salah satu anggota DPRD Jatim

Berasal dari keluarga kurang mampu ternyata tidak mengkerdilkan semangat Azam --sapaan akrabnya untuk menjadi anggota dewan. Malah sebaliknya, kondisi pahit itu membuat semangatnya terpompa untuk berjuang dengan politisi lain untuk berebut salah satu dari 120 kursi yang tersedia. 

"Tidak mudah bagi saya yang dari keluarga desa untuk mencapai titik ini. Proses, doa perjuangan semuanya dilakukan," kata Azam, Sabtu, 7 September 2024. 

Berkaca pada backgroun keluarganya di desa, mantan aktivis PMII ini pun berniat untuk bersungguh-sungguh memperjuangkan nasib orang miskin di Jatim. Sebagai anggota DPRD Jatim ia mengaku lebih leluasa memperjuangkan hak-hak rakyat. 

"Di DPRD Jatim bisa lebih leluasa menyampaikan aspirasi masyarakat khususnya dari daerah pemilihan. Masalah kemiskinan tetap menjadi sorotan," ujar alumni UIN Sunan Ampel Surabaya ini. 

Anggota DPRD Jatim dari Daerah Pemilihan (Dapil) III Pasuruan dan Probolinggo menilai, angka kemiskinan di Jatim masih sangat tinggi. Bahkan tidak jarang untuk mengenyam bangku sekolah saja, orang tua seringkali harus berjuang mati-matian, memeras otak untuk menutupi biaya sekolah. 

Menurunya persoalan-persoalan primer seperti pendidikan saja masih belum tertuntaskan hingga saat ini. Dan menjadi momok dari tahun ke tahun. "Jumlah ini kan masih tinggi, jadi butuh perhatian serius," kata Azam. 

Angka kemiskinan ektrem lanjut Azam, juga masih berada di tingkat memprihatinkan. Per Maret 2024, angka kemiskinan ekstrem di Jatim berada di angka 0,66 persen atau 268.645 jiwa penduduk. 

"Bagaimana mau mikirin sekolah, wong mau dimakan saja mereka susah. Ini yang harus menjadi perhatian APBD Jatim," tuturnya. 

Bumi Majapahid ini akan menjadi provinsi maju dimulai dari kualitas SDM masyarakatnya yang membaik. "Karena dengan SDM berkualitas akan membawa bangsa kita menjadi lebih baik ke depannya," ujarnya. 

Lebih dari itu, sebagai provinsi maritim. Jatim menjadi salah satu penyumbang komuditas bahan poko terbesar di Indonesia. Pertanian dan nelayan jadi sektor yang penting penghidupan masyarakat Jatim. 

Oleh karenanya, atensi anggaran harus juga diarahkan ke dua sektor tersebut. Ia melihat alat sistem pertanian (Alsintan) dan BBM bagi para nelayan menjadi dasar pokor agar dua sektor itu bisa dimaksimalkan. 

"Jika kebutuhan untuk pertanian dan nelayan dapat terpenuhi keselurahannya, bukan tidak mungkin angka perekonomian dan kesejahteraan rakyat Jatim menaik. Ini akan berimbas kepada pendidikan anak-anak. Karena mereka tidak lagi kesulitan soal biaya sekolah," pungkasnya.