Garap Potensi Surabaya, Bank INA Buka Cabang Kedua di Jalan Bukit Darmo
- Mokhamad Dofir/Viva Jatim
Surabaya, VIVA Jatim –Bank INA sebagai bagian dari Salim Group, terus menunjukkan komitmennya dalam memberikan layanan perbankan yang unggul dan inovatif. Dalam rangka memperluas jangkauan dan akses layanan, Bank INA meresmikan kantor cabang kedua di Jalan Bukit Darmo Boulevard, Kecamatan Dukuh Pakis.
Dengan pembukaan kantor cabang barunya ini, maka total terdapat tiga Kantor Bank INA di kota pahlawan. Terdiri dua kantor cabang dan sebuah kantor cabang pembantu.
Direktur Utama Bank INA Henry Koenaifi mengatakan, Kota Surabaya menyimpan potensi luar biasa sebagai salah satu pusat industri manufaktur maupun perdagangan di tanah air. Oleh sebab itu, Bank INA merasa perlu memperluas layanan di kota ini dengan membuka kantor cabang baru.
"Bagi kami memang Surabaya itu memang kota yang sangat besar, yang selalu menjadi fokus [Bank INA]. Kemudian industrinya juga jalan bagus ya, jadi second to Jakarta-lah," ujar Henry di hadapan awak media, Selasa, 10 September 2024.
Henry memandang, pasar konsumen di kota pahlawan saat ini berjalan cukup baik dengan ditandai meningkatnya angka permintaan terhadap hunian maupun kendaraan baru serta tingginya kredit masyarakat.
Selain itu, transformasi keuangan berbasis teknologi digital juga dikatakannya berlangsung mulus di kota ini. Sehingga hal tersebut mendorong Bank INA perlu menambah jaringan dengan membuka cabang baru di Surabaya.
"Jadi Surabaya itu penting, dan menjadi sentral untuk fokus kami juga," tandasnya.
Dalam kesempatan itu, pihaknya menegaskan akan menjaga hubungan baik dengan nasabah melalui penyederhanaan birokrasi perbankan. Langkah ini dilakukan sebagai bagian dari strategi efisiensi yang diterapkan oleh perusahaan.
Ia menjelaskan, dalam menghadapi persaingan dengan bank-bank besar, yang sering diibaratkan sebagai goliath di industri perbankan, memotong rantai birokrasi menjadi kunci untuk memberikan layanan yang lebih cepat dan efisien.
"Jadi kami percaya itu, panjangnya birokrasi itu belum tentu pruden. Cepatnya [birokrasi] bukan berarti tidak pruden ya. Jadi kami coba untuk melawan para goliath dengan kependekan birokrasi itu," tutupnya.