Harga Pangan Hari Ini 30 November 2024: Bawang Hingga Minyak Goreng Melonjak
- Istimewa
Surabaya, VIVA Jatim –Harga pangan di Indonesia terus menunjukkan tren kenaikan yang signifikan dalam beberapa hari terakhir.
Menurut data terbaru dari Badan Pangan Nasional (Bapanas), sejumlah komoditas pangan yang mengalami lonjakan harga, di antaranya beras, bawang, cabai, dan minyak goreng.
Di tengah berbagai komoditas pangan yang mengalami kenaikan harga, beras premium menjadi salah satu yang paling menonjol.
Data dari Bapanas menunjukkan harga beras premium mengalami kenaikan 1,04%, mencapai Rp15.570 per kg. Begitu pula dengan beras SPHP(Sembako Pangan Harian Pokok), yang naik tipis sebesar 0,08%, menjadi Rp12.520 per kg.
Namun, ada juga jenis beras lain yang mengalami penurunan. Harga beras mediumjustru turun 0,67%, menjadi Rp13.360 per kg. Perbedaan harga antarjenis beras ini mencerminkan ketidakstabilan harga pangan yang terkadang sulit diprediksi.
Bawang putih bonggoljuga mencatatkan kenaikan harga, yakni 0,36%, yang kini dibanderol dengan harga Rp41.610 per kg. Hal ini terjadi di tengah kondisi yang kurang menguntungkan bagi petani, dengan musim yang tidak menentu dan cuaca yang terkadang ekstrem. Di sisi lain, harga bawang merahturun sedikit, yaitu 0,72%, menjadi Rp38.700 per kg.
Kenaikan harga cabai rawit merahmencapai 5,91%, menjadikannya salah satu komoditas dengan lonjakan terbesar di pasar. Harga cabai rawit merah kini mencapai Rp40.170 per kg, yang membuat banyak rumah tangga harus lebih cermat dalam mengatur anggaran belanja dapur.
Sementara itu, harga cabai merah keritingjustru mengalami penurunan, yakni 1,02%, menjadi Rp29.130 per kg. Meski demikian, dampak dari harga cabai rawit merah yang melonjak cukup besar, terutama bagi keluarga dengan konsumsi cabai yang tinggi.
Minyak goreng, yang menjadi kebutuhan pokok di setiap rumah tangga, juga tak luput dari kenaikan. Harga minyak goreng kemasan sederhanamengalami kenaikan 0,70%, menjadi Rp18.640 per liter. Meskipun tidak setinggi lonjakan harga cabai, kenaikan ini tetap dirasakan oleh masyarakat, mengingat konsumsi minyak goreng yang cukup tinggi di Indonesia.
Beberapa komoditas lain juga mengalami kenaikan harga, yang menunjukkan adanya tekanan pada pasokan pangan di pasar. Harga telur ayam rasnaik 3,50%, menjadi Rp29.260 per kg, sementara harga daging ayam rasnaik 2,33%, menjadi Rp37.300 per kg.
Harga bahan pangan lain yang ikut merangkak naik adalah gula konsumsi, yang naik 0,56%menjadi Rp18.050 per kg, serta tepung terigu curah, yang naik 0,79%menjadi Rp10.220 per kg. Kenaikan harga-harga bahan pokok ini jelas berdampak pada inflasi dan daya beli masyarakat, yang semakin tertekan oleh harga-harga yang terus naik.
Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya kenaikan harga pangan di Indonesia. Salah satunya adalah cuaca ekstrem, yang mempengaruhi hasil panen. Ketika musim kemarau atau banjir datang, pasokan pangan bisa terganggu, menyebabkan stok terbatas di pasar dan harga pun merangkak naik.
Selain itu, keterbatasan produksi dalam negeridan ketergantungan pada impor juga menjadi faktor yang cukup signifikan. Misalnya, kedelai biji kering imporyang mengalami kenaikan harga sebesar 0,67%, yang mencapai Rp10.560 per kg, menunjukkan adanya ketergantungan pada pasokan luar negeri untuk memenuhi kebutuhan pangan domestik.
Harga bahan bakarjuga berpengaruh pada harga pangan, terutama untuk komoditas yang memerlukan distribusi jauh, seperti ikandan daging. Kenaikan harga bahan bakar menyebabkan biaya transportasi dan distribusi pangan menjadi lebih mahal, yang pada akhirnya mempengaruhi harga jual di pasar.
Kenaikan harga pangan tentu saja berdampak pada kehidupan sehari-hari masyarakat, terutama bagi keluarga dengan pendapatan rendah. Setiap kenaikan harga bahan pokok seperti beras, telur, dan minyak goreng langsung mempengaruhi anggaran rumah tangga. Masyarakat yang lebih mengandalkan belanja harian akan merasakan beban yang lebih berat, sementara mereka yang berpenghasilan tetap juga harus berhemat lebih ketat.
Sektor industri pengolahan panganjuga tidak terhindar dari dampak ini. Harga bahan baku yang lebih tinggi membuat biaya produksi meningkat, yang akhirnya mempengaruhi harga jual produk olahan. Jika tidak ada intervensi dari pemerintah, lonjakan harga pangan ini bisa memperburuk ketimpangan sosial dan ekonomi.
Melihat dinamika harga pangan yang terus berubah, penting bagi pemerintah untuk tetap mengawasi pergerakan harga dan mengambil langkah-langkah strategis guna memastikan ketersediaan pangan yang terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat. Pemerintah dapat melakukan beberapa langkah, seperti memperkuat ketahanan pangan domestik dengan mendukung produksi lokal dan meminimalisir ketergantungan pada impor.
Selain itu, peningkatan infrastruktur distribusijuga perlu diperhatikan, agar harga pangan tidak melonjak tinggi karena biaya logistik yang mahal. Dengan langkah-langkah pengendalian harga yang tepat, diharapkan ketahanan pangan Indonesia dapat terjaga, dan dampak inflasi terhadap daya beli masyarakat dapat diminimalkan.