Ini Keunggulan Provinsi Jatim di Sektor Ekonomi
- Pemprov Jatim
Surabaya, VIVA Jatim-Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono mengatakan Jatim mempunyai sejumlah keunggulan di berbagai sektor. Dari sisi ekonomi, pertumbuhan ekonomi Jawa Timur tumbuh positif sebesar 4,91 persen pada triwulan III tahun 2024.
Jatim, kata Adhy juga mampu mengendalikan tingkat inflasi sesuai sasaran nasional 2,5+1 persen. Di mana, pada Desember 2024, inflasi Jatim sebesar 1,51 persen (y-on-y) dan didukung dengan kinerja investasi yang tumbuh signifikan.
Lebih lanjut, Adhy juga menjelaskan Jatim mampu mempertahankan posisi sebagai produsen padi terbesar di Indonesia selama empat tahun berturut- turut sejak 2020 hingga 2023. Sedangkan berdasarkan angka sementara Badan Pusat Statistik (BPS), produksi padi Jatim tahun 2024 mencapai 9,23 juta ton-gkg atau setara 5,32 juta ton beras.
"Ini berkontribusi sebesar 17,52 persen terhadap produksi padi nasional," ujar Adhy.
Adhy menambahkan Pemprov Jatim juga meluncurkan program korporasi petani. Melalui program tersebut, ia berharap daya tawar terhadap tengkulak dan daya saing petani bisa meningkatkan.
"Program ini juga sekaligus sebagai alternatif solusi meningkatkan kesejahteraan petani, memperkuat ketahanan pangan, sekaligus mengendalikan inflasi pangan," katanya.
Sementara di sektor peternakan, lanjut Adhy, Jatim konsisten menjadi gudang ternak nasional. Sapi perah Jatim berkontribusi 62 persen terhadap populasi sapi perah nasional dan sapi potong Jatim berkontribusi 28 persen terhadap populasi sapi potong nasional.
"Populasi sapi Jawa Timur pun yang terbanyak di Indonesia," terangnya.
Banyaknya populasi sapi yang ada di Jatim ini, kata Adhy, membuat Pemprov Jatim terus berupaya untuk menekan wabah yang sedang mengancam. Seperti halnya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) serta Lumpy Skin Disease (LSD). Karenanya vaksinasi pun terus digencarkan.
"Saat ini telah dilaksanakan vaksinasi PMK sebanyak 14,7 juta dosis atau 95 persen dari target vaksinasi 15,4 juta dosis. Meski begitu secara nasional Jawa Timur tetap menempati peringkat I untuk populasi sapi," jelasnya.
Selain itu, Jatim menjalankan implementasi rencana aksi road map exit strategy PMK. Alhasil kejadian penyakit PMK di Jatim dapat dikendalikan.
Lebih dari itu, Adhy mengungkapkan di tahun anggaran 2025, ia mengimbau agar dinas peternakan mengalokasikan kebutuhan obat, vaksin, semen beku, N2 cair untuk kawin suntik/inseminasi buatan (IB). Saat ini, pemerintah pusat dan provinsi telah mengalokasikan anggaran untuk fasilitasi vaksinasi, obat, vasilitasi IB.
"Hanya saja masih belum mencukupi dari kebutuhan," katanya.