Hasil Tangkapan Laut Nelayan Brumbun Tulungagung Terbanyak dari Lobster

Nelayan hendak melaut di Pantai Brumbun
Sumber :
  • Madchan Jazuli/Viva Jatim

Tulungagung, VIVA Jatim – Matahari dengan sinarnya yang sedikit sayu ke arah barat tertutup pepohonan kelapa. Beberapa nelayan Pantai Brumbun Tulungagung tengah bersiap melaut.

Satu membenarkan jaring yang sobek. Lainnya tengah sibuk menyiapkan mesin perahu. Beberapa bergerombol tengah gayeng menunggu temannya yang lain di belakang warung dekat pantai.

Selain perkebunan, masyarakat Dusun Brumbun, Desa Ngrejo Kecamatan Tanggunggunung Kabupaten Tulungagung menggantungkan di perikanan. Tangkapan terbesar nelayan ada di lobster.

Akses ke Pantai Brumbun agak curam. Mobil pun sangat berbahaya dengan kelokan tajam langsung turun menjorok curam.

Penulis baru pertama kali menjajaki pantai indah ini. Akses utama melalui Desa Besole Kecamatan Besuki. Mengikuti Jalur Lintas Selatan arah ke Sine. Namun sebelum ke Sine, ada pertigaan ke selatan lurus mengikuti jalan.

Hamparan lahan jagung yang digarap oleh masyarakat setempat milik Perhutani cukup luas. Sejauh mata memandang seperti hamparan karpet cokelat.

Hampir 2 kilometer ke arah selatan. Tak ada tanda-tanda kehidupan alias tidak ada rumah. Yang ada hanyalah perbukitan.

Namun, asumsi penulis salah setelah tiang pancang kabel listri PLN melewati atas jalan. Menandakan ada sebuah pemukiman.

Setelah mengikuti jalan terjal bebatuan —maklum jauh dari perkotaan— akhirnya sampailah di Pantai Brumbun. Hilir mudik motor warga yang sudah dimodifikasi mengangkut hasil jagung.

Tak tanggung-tanggung. Satu motor berisi dua karung penuh sesak jagung.

Kembali ke nelayan. Sumanto (49) asli warga Dusun Brumbun, Desa Ngrejo grejo, Tanggunggunung menjelaskan hasil tangkapan sekarang tidaklah menentu.

Kadang banyak, tidak sedikit yang hanya satu kilogram tangkapan selama melaut menebar jaring. Tangkapan yang banyak adalah lobster. 

"Saat ini tangkapan yang banyak udang lobster. Kadang dapat per hari mendapat 1 sampai 2 kilogram. Kalau ikan seperti Kakap dll tidak ada sepi kalau ikan," keluh Sumanto.

Dengan mengenakan topi, dirinya mulai mengajak menceritakan bahwa harga lobster bermacam-macam. Ada yang murah sampai mahal, sesuai jenis lobster yang ditangkap.

"Harga lobster bermacam macam ada yang 300, ada yang 250 ada 600 ribu. Itu kan tergantung jenis, disini jenis yang paling banyak Lobster Barong itu yang harganya 300 ribu," paparnya.

Nelayan yang juga memiliki lahan jagung ini menambahkan jika ombak besar, praktis nelayan fokus ke pertanian. musim yang paling banyak adalah di akhir tahun penanggalan Masehi.

"Kalau pas musim ramai ramainya itu bulan 10 dan 11 lobster," pungkasnya.

Lain Sumanto, lain lagi Ardian Aji Setiawan. Ia tengah sibuk mempersiapkan perahu yang akan digunakan berlayar. Perahu yang tengkurap langsung ia balik untuk ditarik ke tepi pantai.

Sejurus kemudian, 4 orang nelayan ikut membantu mendorong perahu tersebut agar lebih mendekat. Ardian bisa dikatakan nelayan muda. Posturnya yang tinggi dan kekar ngos-ngosan menarik perahu tersebut.

Ardian menjelaskan selain lobster, hasil tangkapan nelayan juga di dominasi ikan banyar atau ikan kembung.

"Kalau orang sini bilangnya Ikan Banyar, tidak tahu nama lainnya di kota. Kalau ikan banyar sekitar 20 sampai 30an ribu per kilogram itu harganya standar," bebernya.

Para nelayan berangkat sekitar pukul 16.00 WIB langsung memasang jaring dan magrib sudah kembali ke Pantai. 

"Itu untuk nebar jaringnya, sebelum maghrib sudah nyampai rumah," imbuhnya.

Disinggung hasil tangkapan, Ardian menerangkan sekali berangkat hasil tangkapan tidak pasti. Tetap tergantung rezeki dari nelayan mendapat besar atau sedikit.

"Standar gitu 10 kilogram itu sudah kategori standar baguslah segitu. Satu perahu biasanya ada dua orang," tutupnya.