Mengintip Persiapan Peternak Kambing di Mojokerto Jelang Iduladha

- M Lutfi Hermansyah
Mojokerto, VIVA Jatim –Menjelang Iduladha, peternak kambing di Mojokerto mulai mempersiapkan ternak mereka. Salah satunya, Decka Vertian Ginanjar.
Pria berusia 35 tahun ini merawat kambing kandang yang berada di Dusun Grogolgede, Desa Gebang Malang, Kecamatan Mojoanyar, Mojokerto. Kandang kambing milik Decka ini bernama Dua Puta Farm.
Decka menjual kambing ternak untuk keperluan akikahan dan hajatan lainnya. Iduladha adalah momen yang sangat dinanti-nanti oleh Decka untuk meraup cuan.
Stok kambingnya pun mulai ditambah. Meski Iduladha masih sebulan lagi, Ia mengaku sudah banyak yang mencari sejak 6 Mei 2025 lalu. “Biasanya semakin dekat (Iduladha) semakin banyak yang mecari,” katanya.
Menurut dia, tak jarang pembeli melihat langsung kondisi kambing ke kandangnya. Pembeli juga bebas memilih kambing yang akan ia kurbankan.
Oleh karena itu, selalu menjaga kebersihan area kandang kambing.
Bapak 4 anak ini menyediakan 4 jenis kambing. Yakni, jawarandu, peranakan etawa (PE), senduro dan domba. Untuk domba ada dua jenis, yaitu texel dan dorper.
Masing-masing jenis harganya bervariasi. Kambing Jawarandu dipatok harga mulai Rp 2,7-3,2 juta, PE Rp 3-4,8 juta, Senduro Rp 3,2-4 juta dan domba Rp 1,8-2,7 juta. Harga tersebut menyesuaikan bobot, usia dan kualitas kambingnya.
“Paling banyak laku kambing jenis PE,” tandas Decka.
Para pembeli juga bisa menitipkan kambing miliknya di kandang sampai waktu penyembelihan. Decka menegaskan, akan memberi garansi bila kambing mati saat dititipkan. “Kalau mati karena sakit, saya garansi, saya ganti dengan kambing lain,” ungkap Decka.
Kambing-kambing Decka nampak sehat. Setiap hari diberikan makan campuran rumput pakhong dan gajah biasa. Juga campuran ampas tahu, indigofera dan polar. “Makan diberikan sehari dua kali pagi jam 07.00 WIB dan sore sekitar jam 16.00 WIB,” ungkapnya.
Selain itu, ia juga rutin mengecek kondisi kesehatan kambing setiap hari. Apabila nafsu makan menurun, maka diberikan penanganan khusus.
“Kita memberikan obat cacing setiap tiga bulan sekali. Minimal dapat membantu parasitnya hilang,” kata Decka.
Tahun lalu, Decka mampu menjual kambing untuk kurban 170 ekor meski Penyakit Kuku dan Mulut (PMK) di Mojokerto merebak. Lonjakan permintaan itu cukup tinggi dibanding hari biasa. Saat itu, ia mampu meraup omzet hingga Rp 400 juta. Sedangkan hari biasa, omzet rata-rata setiap bulan di angka Rp 15-30 juta.
Ia memperkirakan pada Idul Adha kali ini, penjualan kambing akan lebih bergairah dibandingkan tahun lalu. Targetnya tahun ini mampu menjual 300 ekor kambing.
“Selain untuk kurban, permintaan untuk akikahan juga mengalami kenaikan sekarang. Ada orang yang tidak mau kurban dulu kalau belum akikah, kemudian orang hajatan nikah juga banyak,” paparnya.
Permintaan kambing tidak hanya datang dari Mojokerto saja. Pembeli, kata Decka, juga datang dari Sidoarjo serta dari daerah sekitar Mojokerto lainnya. Tingginya permintaan kambing di kandangnya ini didongkrak pemasaran melalui media sosial.
Selain menjamin kesehatan kambing, Decka memberikan gratis ongkos kirim (ongkir) bagi setiap pembelinya, terutama wilayah Mojokerto.
“Pengiriman semua wilayah Mojokerto gratis ongkir. kalau sudah lewat Krian, Sidoarjo menambah Rp 70-75 ribu.