Selain Angka Kematian Ibu, Angka Kematian Bayi Juga Turun di Jatim Tahun 2022

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa
Sumber :
  • Nur Faishal/Viva Jatim

Jatim – Data Dinas Kesehatan Jawa Timur menunjukkan Angka Kematian Ibu (AKI) di Jawa Timur pada tahun 2022 sebanyak 499 kasus. Angka ini jauh lebih rendah dibanding tahun 2021 sebesar 1.279 kasus.

Selain AKI, Angka Kematian Bayi (AKB) di Jawa Timur juga berhasil turun. Jumlah kematian bayi tahun 2022 mengalami penurunan sebanyak 182 kasus dibandingkan dengan tahun 2021. Dari 3.354 kasus turun menjadi 3.172 kasus.

Capaian ini juga menjadi bukti bahwa layanan kesehatan masyarakat di Jawa Timur semakin membaik. Terutama bagi para ibu yang hendak melahirkan beserta bayinya. Baik dari sisi kualitas tenaga kesehatannya maupun infratsruktur dan fasilitas kesehatan di Jawa Timur. Sehingga semakin menjamin taraf hidup para ibu dan bayi.

Atas keberhasilan tersebut Gubernur Jawa Timur bersyukur dan juga mengajak para pihak terkait untuk semakin erat membangun sinergitas meski berhasil mencapai penurunan angka kematian ibu secara drastis. Sehingga Angka Kematian Ibu dan Bayi di Jawa Timur bisa semakin ditekan.

“Alhamdulillah jumlah kematian ibu tahun 2022 mengalami penurunan signifikan yaitu turun  sebanyak 780 kasus.” ucap Gubernur Khofifah di Gedung Negara Grahadi, Senen 6 Maret 2023.

“Mari kita perkuat kolaborasi dan sinergitas untuk bisa semakin memberikan layanan terbaik bagi para ibu. Saya minta kepada Kadinkes Jatim untuk terus mengawal kesehatan ibu dan anak di Jatim dengan meningkatkan akses pelayanan kesehatan yang berkualitas,” sambungnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, Dr. Erwin Astha Triyono, dr., Sp.PD., KPTI. berkomitmen untuk terus melakukan langkah-langkah percepatan dalam penurunan AKI/ AKB di Jawa Timur.

“Kami beserta seluruh jajaran Dinkes kabupaten/ kota telah melakukan berbagai upaya percepatan dalam penurunan AKI/ AKB, salah satunya dengan meningkatkan kunjungan layanan pemeriksaan kehamilan dari 4 kali menjadi 6 kali dimana pada trimester 1 dan 3 dokter berperan aktif dalam pemeriksaan kehamilan dengan pemeriksaan USG terbatas,” terang Dr. Erwin.

Selain itu juga meningkatkan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan, pelayanan kesehatan bayi baru lahir dengan kunjungan neonatus, sistem rujukan, serta melakukan pendampingan ke RSUD kabupaten/ kota lokus AKI-AKB dari RS rujukan Pemerintah Provinsi Jawa Timur yaitu RSUD dr. Sutomo dan RSUD dr. Saiful Anwar.

“Pemberdayaan masyarakat juga penting, sehingga kami juga melakukan penggerakkan dan pemberdayaan masyarakat dalam mendukung program kesehatan ibu dan anak melalui gerakan ibu hamil sehat, kelas ibu hamil, kelas ibu balita, posyandu, pemanfaatan buku KIA dan program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K) serta didukung oleh TP PKK/ organisasi kemasyarakatan,” jelas Dr. Erwin

Dinkes Jatim juga memiliki inovasi BUAIAN (Bunda Anak Impian) dengan melakukan pendampingan kepada ibu hamil risiko tinggi untuk menjaga kesehatan ibu hamil hingga melahirkan.

“Inovasi tersebut terus kami galakkan, agar ibu-ibu hamil dengan risiko tinggi tersebut, kesehatannya dapat terjaga hingga melahirkan. Kolaborasi-kolaborasi pentahelix juga terus kami perkuat dengan harapan bisa saling membantu dan berjuang dalam menurunkan AKI/ AKB di Jawa Timur,” tutup Dr. Erwin.