Intip Resep Ganjar Pranowo tentang Tata Kelola Pertanian Terbaik
- Viva.com
“Dan jangan ada lagi kita berkelahi pada soal kita perlu impor, tidak perlu impor, cukup tidak cukup, tapi mulai kita proyeksikan ya kalau beras umpama 5,7 sampai 5,9 ton per hektar, bikin dong dengan data ini kita tahu siapa orangnya, tempatnya ada di mana, kapasitas seperti apa. Bikin 8 ton mereka (petani),” ucapnya.
Ganjar menambahkan, pihaknya pun bisa melihat mengurangi orang ketiga atau middle man yang kerap buat harga komoditas pertanian tinggi di pasaran. Kata dia middle man bisa dikurangi berkat data kartu tani dan pemantauan harga komoditas pangan.
“Barangkali kita bisa melihat perilaku pembeli karena kalau mereka jual itu kan pembelinya waktu diteliti dulu ada 8 middle man, terus dikurangi sampai dengan bisa 6, ada berapa bisa 4 kali,” ujar Ganjar.
Maka dari itu, lanjut Ganjar, pentingnya data science yang dapat terkumpul melalui kartu tani. Terakhir dirinya berharap upaya tersebut tetap membuat Jateng jadi lumbung padi nasional. Selain padi, dirinya pun tengah mengkatrol produksi jagung serta kedelai sebagai bahan pangan alternatif.
“Sehingga ke depan proyeksi ketahanan pangan, kedaulatan pangan bisa kita hitung. Sehingga data dulu, kemudian soal pupuk bisa dilakukan, proyeksi produksi bisa dilakukan, off takernya nanti siapa,” kata Ganjar
Berita ini dipublikasikan di Viva.co.id Berjudul