Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan Sebut Pil KB Picu Kegemukan hingga Kanker
- Viva.co.id
Jakarta, VIVA Jatim- Dokter spesialis kebidanan dan kandungan konsultan fertilitas, endokrinologi dan reproduksi, Dr dr Muharam Natadisastra, SpOG, mengatakan bahwa efek samping pil KB berbeda pada tiap wanita. Akan tetapi, perubahan berat badan menjadi dampak yang cukup dominan dikeluhkan oleh sebagian besar wanita.
Sebagaimana diketahui, Pil KB merupakan salah satu alat kontrasepsi yang dapat menunda kehamilan, namun kerap dianggap memicu bahaya kesehatan bagi kaum hawa. Menjadi alat kontrasepsi dengan harga yang terjangkau, tak lantas membuat pil KB terhindar dari berbagai efek samping seperti perubahan berat badan hingga sel kanker.
“Jadi kadang-kadang beberapa pil KB ada yang bikin gemuk, cairan jadi numpuk di badannya. Untuk orang yang biasa-biasa, mungkin bisa ginjalnya ngeluarin cairan. Tapi kadang beberapa sensitif, bikin gemuk, enggak bagus," ujarnya dalam acara media beberapa waktu lalu.
Menurut dokter Muharam, pil KB cukup berdampak pada tubuh lantaran mengandung dua zat tambahan yaitu hormon estrogen dan progesteron. Hormon buatan ini memengaruhi tubuh yang dapat menahan cairan sehingga berdampak pada berat badannya.
Sayangnya, sejumlah masyarakat justru menganggap pil KB sebagai obat alternatif yang berisiko pada masalah hormonal hingga kesehatan tubuh.Bahkan, pemakaian pil KB yang berlebihan dapat menganggu hormonal lantaran ada kadar prolaktin berlebihan sehingga berisiko membahayakan penglihatan dan kebutaan.
“Kalau ada gangguan haid, kalau (masyarakat) di daerah, suka gitu tuh, biasanya pancing saja dengan pil KB. Jangan, hati-hati. Jangan main asal pancing," ujarnya.
Tak hanya itu, pil KB yang digunakan dengan kadar berlebihan dan asal pakai akan berdampak pada tumor hingga bahaya keganasan atau kanker.
Sebab, pemakaian pil KB hormonal dapat menganggu reseptor hormon di tubuh yang akan mencetuskan sel kanker.
"Kalau kebanyakan (pil KB) jadi kanker. Maka pil KB hormonal untuk menopause hanya (boleh dipakai) 3 tahun. (Pencetus) tumor juga ada reseptor di estrogen dan progesteron, (bisa tumbuh tumor) payudara, dilihat dulu cenderung ke arah mana sistem organnya," imbuhnya.
Maka dari itu, dianjurkan memilih pil KB sesuai dengan kebutuhan serta konsultasi terlebih dahulu dengan tenaga kesehatan seperti di puskesmas. Dengan begitu, efek samping berbahaya dari pil KB dapat dicegah dan mendapatkan manfaat baik untuk tubuh.
"Memang sih sekarang berkembang pil-pil baru. Dulu satu, pil KB bikin gemuk dan flek. Sekarang ada dosis rendah tapi efektif," imbuh dokter yang berpraktik di RS Pondok Indah IVF Centre ini.
berita ini telah dipublikasikan di Viva.co.id