Aktivis Literasi Jatim Semprit Wasekjen PBNU Agar Tak Asal Omong, Royhan: Kurang Baca

Ilustrasi NU dan PKB
Sumber :
  • A Toriq A/Viva Jatim

Surabaya, VIVA JatimAhlul Royhan, aktivis literasi Jawa Timur menyebut Wakil Sekretaris Jenderal PBNU Sulaeman Tanjung seperti pentol korek yang mudah terbakar, memberikan komentar aneh tanpa berfikir dan membaca sejarah PKB

“Sulaiman kalau dalam istilah Jawa itu pentol korek, keserempet dikit kebakar. Emang begitu kalau orang kurang baca” katanya, Senin 7 Agustus 2023.

Istilah tersebut dimaksudkannya membalas komentar Sulaiman yang membantah Pernyataan Ketum PKB Abdul Muhaimin Iskandar yang mengatakan PKB mendapat mandat untuk memperjuangkan aspirasi NU

Royhan menuturkan, bahwa Sulaiman asal ngomong dan tidak paham akan sejarah berdirinya PKB. Ia tegaskan dilihat dari literasi manapun, faktanya PKB lahir dari rahim NU. Lahirnya PKB kala itu merupakan jawaban PBNU atas desakan warga Nahdliyin yang mengingkan dibentuknya partai politik demi mewadahi aspirasi politik warga NU. 

“Apa yang disampaikan ketum itu mandat perjuangan NU, karena PKB lahir dari rahim NU,” tegasnya. 

Mantan aktivis PMII ini meminta Sulaiman agar tidak asal ngomong dan berkomentar seakan-akan PKB bukan bagian dari NU. Menurutnya, perjalanan PKB selama 25 tahun berdiri sudah menjadi bukti nyata bahwa PKB memang kepanjangan tangan NU dalam memperjuangkan aspirasi politik warga Nahdliyin.

“Tolong jangan asal ngomong. Baca dulu sejarahnya, dan berfikirlah secara matang, baru berkomentar,” pungkas Royhan. 

Terpisah, salah satu keluarga PP. Mambaul Falah, Gresik, Fawaidul Makkiyah atau Gus Makki menuturkan bahwa tidak bisa disamakan NU dan PBNU karena dua hal yang berbeda. NU adalah sekolompok jamaah ahlussunah waljamaah an-nahdliyah. Sedangkan PBNU adalah organisasi yang diisi oleh golongan elit.

“Saya NU tapi bukan PBNU,” katanya, Senin 7 Agustus 2023.

 

Lebih lanjut ia menanggapi soal dukungan warga NU terhadap Gus Imin. Menurutnya adalah hal yang wajar jika warga NU, lebih dekat dengan PKB dari pada ke PBNU. Hal tersebut tentu karena selama ini partai yang memperjuangkan aspirasi politik warga NU adalah PKB.

“Ya maaf, jika PBNU endors Erick Tohir tidak laku di warga NU. Faktanya begitu. Warga NU bukan milik PBNU,” terang Mahasiwa s2 Universitas Surabaya itu.

Soal klaim mandat NU kepada PKB adalah hal yang benar begitu adanya. Gus Imin tidak pernah mengklaim dapat mandat PBNU, namun mandat perjuangan warga NU. Suatu fakta yang tidak dibantah dan bisa dibaca dari berbagai banyak media, utamanya terkait mandat warga NU terhadap Gus Imin untuk maju sebagai Capres 2024.

Ketidakmampuan membedakan NU dan PBNU oleh Sulaeman tersebut kata Makki amat sangat disayangkan sehingga menimbulkan kegaduhan. 

“Apa lagi dengan posisi dirinya sebagai Wakil Sekretaris Jenderal PBNU. Padahal jika ingin membaca sejarah NU, PBNU dan PKB sebenarnya bisa kembali membuka dokumen surat tugas PBNU Surat Tugas Nomor: 25/A.II.03/6/1998 yang menjadi cikal bakal terbentuknya PKB sebagai partai yang diberi mandat langsung PBNU untuk mewadahi aspirasi politik warga NU dan sebagai wadah perjuangan politik NU,” pungkasnya.

Sebelumnya Gus Imin mengatakan bahwa PKB adalah NU. Penegasan ini demi perapatan barisan perjuangan PKB dalam menghadapi pemilu 2024 mendatang. Menurutnya, perjuangan PKB merupakan perjuangan aspirasi NU.

“Itu sebetulnya penegasan komitmen juangnya, komitmen juang ke NU-an. Karena PKB ini banyak mandat perjuangan NU,” kata Gus Imin di kantor DPP PKB, Jakarta, Jumat 4 Agustus kemarin.