SKK Migas bakal Dapatkan Tambahan 500 Mmscfd Gas Bumi dari Jabanusa

Peta proyek SKK Migas.
Sumber :
  • SKK Migas

Jatim – Kepala SKK Migas Jawa Bali dan Nusa Tenggara (Jabanusa) Nurwahidi mengklaim bahwa pihaknya akan mendapatkan tambahan produksi gas bumi hingga 500 Million Standard Cubic Feet per Day (mmscfd). Wilayah terbesar penyumbang gas bumi ialah dari Jawa Timur dan Jawa Tengah.

Nurwahidi mengungkapkan, potensi 500 mmscfd ini akan dihasilkan dari 8 Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS) Migas. Yang paling terbesar adalah beberapa proyek gas yang akan onstream dan berpotensi memberikan tambahan produksi sekitar 500 mmscfd.

Delapan KKKS itu ialah Jambaran Tiung Biru-PEPC yang akan memproduksi gas terbesar yakni sekitar 192 mmscfd, HCML dengan sumur MDA/MDH sekitar 120 mmscfd dan MAC sebanyak 50 mmscfd dan Medco dengan lapangan Paus Biru sebanyak 30 mmscfd.

Kemudian Sumur RBG yang dikelola, TIS petroleum sebanyak 15 mmscfd, Kris Energy dengan lapangan Lengo sebanyak 70 mmscfd, sumur eksplorasi ENC dikelola EML sebanyak 30 mmscfd, Lapangan Bukit Panjang dikelola PCK2L sebanyak 50 mmscfd, dan beberapa proyek gas lainnya.

"Saat ini saja Jatim sudah surplus gas dan ini menjadikan wilayah SKK Migas Jabanusa ini menjadi salah satu penyumbang migas terbesar Indonesia. Dimana 203 ribu bopd atau sebesar 35% dari produksi minyak bumi dari wilayah kami dan sekitar 560 mmscfd gas atau sebesar 10% produksi gas bumi secara nasional," papar Nurwahidi di hadapan Wakil Gubenur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak dalam gelaran Gas Expo 2022 di Hotel Westin Surabaya, Selasa, 30 Agustus 2022.

Sumber daya gas yang besar ini bisa menggenjot pertumbuhan ekonomi di Jatim maupun di Jateng. Sebab pemanfaatan yang utama produksi gas bumi di Jawa Timur dan Jawa Tengah digunakan sepenuhnya untuk memenuhi kebutuhan domestik agar perekonomian di daerah meningkat secara cepat.

Hal ini diamini oleh Komite BPH Migas Wahyudi Anas. Dia menyebutkan sebagian besar gas yang dihasilkan diperuntukan untuk kepentingan produksi listrik dan pupuk serta industri. Yakni 160 mmcfd gas di Jatim digunakan untuk listrik. 130 mmscff untuk produksi pupuk dan 140 mmscfd digunakan industri.