Harga Beras Tinggi, Jatim Pasok ke Sulsel Hingga Bangka Belitung

Khofifah Indar Parawansa mengulas harga beras melejit.
Sumber :
  • Viva Jatim/Madchan Jazuli

Tulungagung, VIVA Jatim – Harga beras di pasaran melejit diatas Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp 12.100 membuat Pemerintah Provinsi Jawa Timur menggelar operasi pasar murah. Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa mengaku Jatim mensuplai kebutuhan 16 provinsi di Indonesia.

Menurut Khofifah Year Over Year (YoY) di bulan September 2022 dan September 2023 masih tertinggi dan surplus 9,23 persen. Akan tetapi Jatim mensuplai16 provinsi di Indonesia Timur. Sekarang ini per 1 September 2023 ternyata ada kebutuhan untuk Sulawesi Selatan (Sulsel).

"Pada dasarnya Sulses lumbung pangan. Kemudian ada supply Riau dan Babel yang dulu kita tidak ke sana. Itulah yang sering kita koordinasi dengan Bulog, apa yang kita lakukan sebetulnya dedikasinya untuk seluruh warga Indonesia," terang Khofifah kepada awak media, Sabtu, 14 Oktober 2023 di Pendopo Kongasarum Kusumaningbongso Tulungagung.

Ia menegaskan per kabupaten kota rata-rata sampai April tahun depan, ketersediaan dan stok beras cukup. Kenapa kok harga di atas HET? Khofifah menuturkan karena selalu harga Gabah Kering Panen (GKP) telah melambung di atas Harga Pembelian Pemerintah (HPP) masuk penggilingan.

Perempuan asli Surabaya ini mengatakan yang harus dilakukan bersama adalah mengawal stok pangan di Jawa Timur cukup. Stok beras mencukupi untuk masyarakat. Termasuk harus diyakinkan bahwa ketersediaan cukup untuk tidak berfikiran menimbun beras.

"Saya rasa proses yang kita lakukan adalah bagaimana melakukan manajemen pengendalian harga beras di pasar. Supaya tetap bisa memenuhi keterjangkauan masyarakat kebutuhan logistik di rumah masing-masing," imbuhnya.

Khofifah mengulas beras HET sesuai dengan HPP diangka Rp5.000 per kilo gabah kering panen. Tapi kemudian sampai di penggilingan Jawa Timur sampai Rp 6.800, jika sudah di atas HPP maka beras sudah pasti diatas HET. Pihaknya melakukan penetrasi ini melalui pasar murah. Hasilnya, terbukti bahwa HPP di Jatim tinggi tetapi HET bisa terendah di antara provinsi se-Jawa. 

"Itulah yang kita harapkan bisa menguatkan keterjangkauan daya beli masyarakat. Kira kira Rp12.100, tetapi kita jual disini 10.400. Jadi tetap di bawah HET, semua yang kita jual di bawah HET dan di bawah harga pasar," paparnya.

Disinggung sampai kapan, harga tinggi dan pasar murah, Khofifah belum bisa memastikan. Ia mengurai dengan melihat siklus panen raya puncak di antara bulan Maret April. Sementara panen di September ini tidak bisa seperti puncak Maret, apalagi El-nino menyebabkan puso tanaman padi di beberapa daerah.

"Termasuk ada daerah-daerah yang tumbuh di konversi jagung dan ada yang kedelai dan sebagainya," sambungnya.

Pantauan VIVA Jatim, pasar murah yang digelar oleh Pemprov Jatim di Pendopo Kongasarum Kusumaningbongso Tulungagung diserbu warga. Warga mengantre secara bergantian membeli beras hingga minyak yang sudah disedikan di stan sisi timur pendopo.