Kemarau Ekstrem, 35 Desa di Trenggalek Terdampak Kekeringan
- Madchan Jazuli/Viva Jatim
Trenggalek, VIVA Jatim – Wilayah Kabupaten Trenggalek mengalami kekeringan seperti di daerah lainya yang kekurangan air bersih. Per 26 Oktober 2023, jumlah yang terdampak ada 35 desa/kelurahan se-Trenggalek, dan jumlah tersebut dimungkinkan akan terus bertambah.
Kepala Pelaksana Badan Penangulangan Bencana Daerah (BPBD) Trenggalek, Stefanus Triadi Atmono mengungkapkan bahwa 35 desa/kelurahan yang terdampak tersebut tersebar di 12 kecamatan dari 14 kecamata di Trenggalek. Kecamatan yang paling terdampak ada di Kecamatan Panggul dengan 9 desa.
"Kami sudah melakukan dropping air bersih dibeberapa desa yang sudah mengajukan permohonan air bersih," ungkap Triadi Atmono, Jum'at, 27 Oktober 2023.
Mengingat kemarau yang masih berlangsung, BPBD Trenggalek mengaku ada kemungkinan desa/kelurahan terus bertambah. Lantaran, pada 2019 silam, saat kemarau panjang pernah ada 66 desa dari 157 desa/kelurahan se-Trenggalek.
"Kemungkinan alau ada yang bertambah bisa dimungkinkan ada luasan (bertambah) yang terdampak kekeringan," bebernya.
Triadi mengimbauan kepada masyarakat Trenggalek untuk lebih hemat dalam penggunaan air di musim kemarau. Serta mengingat situasi, cuaca panas dan untuk tidak melakukan pembakaran yang dapat menyebabkan kebakaran hutan dan lahan.
"Serta tidak membuang putung rook di tempat-tempat yang mudah terbakar dan sebagainya," tandasnya.
Sesuai data yang dirilis oleh BPBD Trenggalek masyarakat yang terdampak ada sebanyak 5091 KK atau 15.468 jiwa serta diprakirakan akan terus bertambah. Sementara upaya penanganan bersama sebanyak 725 tangki air bersih 30 terpal. Lalu, 54 tandon air, dan 355 jurigen air.
Jumlah pengiriman air bersih 725 tangki air bersih berasal dari BPBD 153 tangki, Dinsos P3A Trenggalek 47 tangki, PMI Trenggalek 4 tangki. Lalu dari forum CSR Trenggalek 19 tangki, BPBD Jawa Timur 487 tangki air bersih. Kemudian BRI KC Trenggalek 11 tangki, dan komunitas atau lembaga sebanyak 4 tangki.