Bukan Kado Terindah, Bus Arema FC Diserang Oknum Suporter Sebelum Pulang Melawan
- Viva.com
Jatim –Pertandingan sepak bola selalu menyisakan emosi. Bukan kado terindah, kekalahan dan kemenangan menjadi kado yang menyesakkkan di antara kedua tim. Meskipun dalam pertandingan sepak bola, kekalahan dan kemenangan pasti sangat mendebarkan.
Begitulah yang dialami oleh rombongan bus Arema FC yang mendapatkan serangan dari oknum suporter usai laga melawan PSS Sleman di Stadion Manguwoharjo, Kamis, 28 Januari 2023. Tidak tanggung, akibat perilaku suporter tidak bertanggungjawab ini, Bus yang mengangkut sejumlah pemain ini mengalami pecah kaca disejumlah sisinya.
Menurut keterangan Manajer Arema FC, Wiebie Dwi Andriyas mengatakan bahwa sebenarnya rombongan pemain sudah menunggu selama satu jam di dalam stadion untuk menghindari suporter. Dalam laga ini mereka menyerah dengan skor 2-0 atas tuan rumah.
Rombongan pemain sempat bergegas untuk pulang meninggalkan ruang ganti namun diminta untuk menunggu sementara waktu. Setelah ditunggu sekitar 1 jam mereka akhirnya keluar. Ternyata begitu keluar langsung diserang oknum suporter.
"Kita keluar kita disuruh balik sama panpel. Kan awalnya memang disuruh menunggu sampai supporter pulang. Ternyata supporter tidak ada yang pulang. Semua nunggu kita keluar, setelah kita keluar langsung diserbu itu," kata Wiebie, Jumat, 27 Januari 2023.
Wiebie menuturkan bahwa akibat serangan itu 4 anggota tim mengalami luka-luka. Luka ini akibat serpihan kaca bus dan batu yang dilemparkan ke bus. Mereka yang mengalami luka adalah Dendi Santoso, Adilson Maringa, Ahmad Figo dan asisten pelatih Kuncoro.
"Yang luka Dendi, Maringa sama Figo kena pecahan kaca sama batu batako, gede-gede batakonya. Dan asisten pelatih Kuncoro," ujar Wiebie.
Sementara itu, asisten pelatih Arema FC Kuncoro mengatakan bahwa dirinya mengalami luka robek di bagian lutut. Dia sempat dirawat intensif di sebuah rumah sakit di Jawa Tengah.
"Iya ada luka robek di lutut, jahitan 8 kemarin di rumah sakit," tutur Kuncoro
Gelombang penolakan terhadap Arema FC belakangan ini terus meluas. Sejumlah elemen suporter di berbagai daerah menyatakan penolakan atas kehadiran tim Arema FC ke daerah mereka. Salah satunya Sleman.
Suporter menganggap Arema FC sebagai tim yang tidak memiliki empati kepada korban Tragedi Kanjuruhan. Sebagian publik menilai bahwa Arema FC tidak berpihak pada korban karena lebih memilih fokus berkompetisi. Meski begitu segala tindakan kekerasan dalam dunia sepak bola tidak dibenarkan.