Laga Indonesia Vs Vietnam, Diserbu 10 Ribu Gibol dan Spanduk Politik

Spanduk anggota DPRD Surabaya di GBT.
Sumber :
  • Istimewa

Jatim – Penonton laga Timnas Indonesia versus Vietnam di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) Surabaya pada Minggu malam, 18 September 2022, diprediksi bakal bejibun. Setidaknya 10 ribu tiket sudah ludes terjual.

Kapan Piala AFF 2024 Dimulai?

“Tiket matchday 3, kualifikasi Piala AFC U-20 di GBT Surabaya sudah dipesan lebih dari 10 ribu,” ungkap Head of Suporter Development and Fan Engagement PSSI, Budiman Dalimunthe.

Seperti diketahui, laga Indonesia kontra Vietnam di GBT ini merupakan laga pamungkas gruf F kualifikasi Piala AFC U-20 2023, sekaligus menjadi penentu juara grup untuk tiket ke putaran final Piala Asia U-20.

Resmi! Daftar 33 Pemain untuk Piala AFF 2024

Baca juga: Usai Bau Sampah, Kualifikasi AFC Disorot Lagi gegara Spanduk Politik

Jadi, maklum saja jika ribuan Gibol – sebutan penggemar sepakbola – antusias ingin menyaksikan tim kebanggaannya memenangi laga tersebut, atau akan dilibas tim Vietnam. 

Kilas Balik Timnas Indonesia Era Bung Karno, Rela Korbankan Tiket Piala Dunia Demi Tolak Israel

Banyaknya jumlah penonton yang bejibun ini, menunjukkan adanya lonjakan secara signifikan. Sebab di dua laga sebelumnya, jumlahnya tak sampai 3 ribuan.  

Ajang Pencitraan Politik

Selain bakal dipadati sekitar 10 ribu penonton, ajang kualfikasi Piala AFC U-20 2023 di GBT ini juga menjadi ajang pencitraan para anggota dewan. Terlebih menjelang tahun politik di 2024. 

Buktinya, spanduk berbau politik bergambar wajah anggota DPRD Surabaya terpampang jelas di Stadion GBT, menyambut pertandingan kualifikasi AFC U-20 2023. “Menjijikan, memalukan sekali!” protes salah satu tokoh Bonek Mania – suporter Persebaya, Husain Gozali alias Cak Conk.  

Baca juga: Piala AFC U-20: Indonesia Vs Vietnam, Penentu Tiket Final Piala Asia

Menurut Cak Conk, spanduk anggota DPRD Surabaya di ajang kualifikasi Piala AFC tersebut menimbulkan kesan bahwa para wakil rakyat di Surabaya gila hormat. Juga dinilai mencampuradukkan kepentingan politik dengan sepakbola.  

Kick politics out of football (tendang politik, keluar dari sepakbola). Jangan mempolitisasi sepakbola kami demi syahwat politik Anda,” tegas Cak Conk.