Petualangan Cinta Lintas Benua Mata Hari, Si Penari Erotis Agen Rahasia Jerman

Surabaya, VIVA Jatim – Di antara segelintir agen rahasia wanita terkenal di dunia, nama Mata Hari adalah yang paling diminati banyak orang untuk diikuti kisah aksi dan petualangannya. Tak heran bila banyak buku dan film layar lebar yang mengangkat kehidupan dan aksi-aksi spionasenya, juga petualangan cintanya, sebagai cerita.

Mata Hari dilahirkan di Leeuwarden, Belanda, dengan nama lahir Margaretha Geertruida Zelle. Ia lahir dari pasangan Adam Zelle dan Antje van der Meulen. Dipanggil Grietje, Mata Hari adalah sulung dari empat bersaudara. Ia satu-satunya wanita di keluarga pengusaha sukses itu. Tiga saudaranya semua laki -laki, yakni Johanes, Arie, dan Cornelius.

Sebagai putri satu-satunya, Grietje paling disayang oleh Adam. Ia disekolahkan di sekolah ekslusif dan mahal, juga sering diberi hadiah mewah. Tapi perlakuan manja itu hanya dinikmati Grietje hingga usianya 13 tahun. Pada tahun 1889, ayahnya bangkrut dan itulah awal mula penderitaan dialami Grietje remaja.

Sejak bangkrut, ayahnya kerap melakukan perjalanan dalam waktu lama untuk mencari pekerjaan, atau sekadar mengais rezeki untuk menghidupi keluarganya. Sejak itu Grietje yang cantik dan bertubuh menawan kehilangan kasih sayang dari sosok ayah, sebagaimana ia rasakan semasa kecil.

Kondisi ekonomi tak menentu membuat ayah dan ibunya sering bertengkar hingga akhirnya bercerai. Grietje kian menderita setelah ibunya, Antje, meninggal dunia pada tahun 1891.

"Empat anak mereka pun tercerai-berai dalam usia yang masih belia," tulis Merry Magdalena dalam Sepak Terjang 10 Agen Rahasia Wanita Terpopuler terbitan Grasindo (2014).

Di usia 18 tahun, Grietje mengenyam pendidikan sebagai guru TK di Leiden. Kali ini ia lebih dikenal dengan nama Margaretha. Namun, karena kecantikan dan tubuhnya yang menarik, ia jadi pusat perhatian banyak pria, termasuk kepala sekolah tempatnya bertugas. Margaretha akhirnya terendus terlibat skandal lalu dikeluarkan.

Halaman Selanjutnya

Margaretha yang hampir putus asa menemukan secercah harapan kala membaca iklan di surat kabar yang menginformasikan Kapten Rudolf MacLeod mencari istri untuk dibawa ke Hindia Belanda, nama Indonesia di masa penjajahan.