Kisah Sedih Di Balik Wisata Aeng Mata Ebu Bangkalan Madura
- IST/Viva Jatim
Jatim –Kabupaten Bangkalan merupakan salah satu Kabupaten paling ujung barat di pulau Madura. Selain dikenal sebagai kota bumi sholawat, Bangkalan juga menyimpan beberapa sejarah dan destinasi wisata. Salah satu wisata Aeng Mata Ebu, yang menyimpan kisah sedih seorang ibu.
Wisata Aeng Mata Ebu (Air Mata Ibu) Bangkalan berlokasi di kecamatan Arosbaya, Bangkalan Madura. Dilansir dari berbagai sumber, sesuai dengan namanya, Aeng Mata Ebu yang artinya adalah Air Mata Ibu wisata ini memiliki kisah yang menyedihkan.
Diceritakan, Cakraningrat I (Raja Madura) waktu itu ternyata lebih sering menghabiskan waktunya di Mataram. Hal itu membuat istrinya, Syarifah Ambani merasa sedih sehingga melakukan pertapaan di sebuah bukit di Desa Buduran Arosbaya.
Disana Syarifa Albani berdoa agar keturunannya hingga tujuh turunan bisa ditakdirkan menjadi penguasa pemerintahan di Madura. Ketika sedang bertapa, beliau bertemu dengan Nabi Khidir. Nabi Khidir pun mengatakan bahwa semua doanya akan dikabulkan.
Karena peristiwa tersebut tentu membuat Syarifah pun sangat senang dan ia kembali pulang ke rumah. Saat suaminya kembali dari Mataram, Syarifah Ambani ini menceritakan mengenai pertapaannya ketika ia bertemu dengan Nabi Khidir.
Namun yang terjadi, Cakraningrat I begitu marah besar terhadap sikap yang dilakukannya. Mengapa? Karena istrinya hanya memohon dan berdoa sampai tujuh turunan saja. Hal inipun membuat Syarifah Ambani merasa bersalah dan menangis dari pagi hingga malam tanpa henti.
Tangisan istri Cangraningrat I pun membuat kondisi setempat menjadi banjir sehingga menjadi sebuah mata air atau yang disebut dengan Aeng Mata Ebuh.
