10 Oktober: Hari Kesehatan Mental Sedunia, Tema dan Sejarahnya

Ilustrasi orang gangguan jiwa
Sumber :
  • VIVA.co.id

Dikutip dari WFMH Global, negara-negara berpenghasilan tinggi memiliki laporan bahwa lebih dari 75 persen penduduknya yang mengidap depresi tidak menerima perawatan yang memadai. Dengan angka yang sama pula, negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah tidak memberikan pengobatan sama sekali kepada pengidap gangguan mental.

KPU Trenggalek Buka Lowongan 16 Ribuan Petugas KPPS, Catat Syaratnya!

Sejak masalah kesehatan mental muncul di berbagai negara, WFMH menyadari bahwa mereka perlu bertindak dalam skala global untuk menyelesaikan krisis tersebut. Maka dari itu, Hari Kesehatan Mental Sedunia dibentuk pada 1992 melalui itikad baik WFMH yang dipimpin oleh wakil sekretaris jenderal saat itu bernama Richard Hunter.

Tujuan utama mereka adalah mengadvokasi dan mensosialisasikan tentang kesehatan mental secara keseluruhan. Kampanye ini dimulai dari siaran televisi yang berlangsung selama dua jam di seluruh dunia saat tiga tahun pertama peresmiannya. Siaran tersebut berisi penayangan pesan-pesan secara visual yang bersifat kemanusiaan untuk memberikan penjelasan betapa pentingnya menjaga kesehatan mental manusia.

Tak Terima Dipecat, Dokter RS Soewandhi Ini Gugat Wali Kota Surabaya dan Menang

Hasil yang mereka harapkan pun terjadi. Usai penayangan tersebut dan dibantu dengan kampanye nasional di Australia dan Inggris, sebanyak 27 negara mengirimkan laporan umpan balik.

Untuk melanjutkan momentum ini, anggota dewan WFMH di seluruh dunia pun mengatur rangkaian acara lain karena popularitasnya kian meningkat di antara departemen pemerintah, organisasi, dan warga sipil.

Charm Bersama YKPI Gelar Fun Walk Bareng 100 Survivor Kanker Payudara

WHO telah mengonfirmasi pandemi Covid-19 telah menciptakan krisis global untuk kesehatan mental, memicu tekanan jangka pendek dan jangka panjang, serta merusak kesehatan mental jutaan orang.