Menjawab Tantangan AI, Prodi Ilmu Komunikasi UPN Jatim Gelar COMMFEST 2025

COMFEST 2025
Sumber :
  • Istimewa

Surabaya, VIVA Jatim-Di tengah meningkatnya angka pengangguran muda dan derasnya arus otomatisasi berbasis Artificial Intelligence (AI), Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Pembangunan Nasional (UPN) "Veteran" Jawa Timur menghadirkan terobosan edukatif melalui gelaran COMMFEST 2025. Acara yang digelar pada Rabu, 4 Juni 2025, di Gedung FISIP II UPN Jatim itu menjadi respons kreatif terhadap tantangan zaman sekaligus bentuk nyata pendidikan berbasis proyek (Project-Based Learning).

Bantu Mudahkan Pekerjaan, Motorola Ciptakan Moto AI

Mengusung tema "The Power of Brand: Career and Identity", COMMFEST 2025 tidak hanya sekadar menjadi ajang pamer bakat atau kompetisi antar mahasiswa. Festival ini merupakan perayaan atas kapasitas mahasiswa dalam memahami zaman, serta meresponsnya melalui karya dan narasi yang kontekstual.

“Kegiatan ini menyatukan berbagai bentuk ekspresi kreatif seperti public speaking, penulisan artikel ilmiah, iklan layanan masyarakat, jurnalisme podcast, desain website/blog, kampanye kesehatan, hingga booth-booth kreatif yang semuanya dirancang untuk mengasah kompetensi komunikasi di dunia kerja masa depan,” kata Koordinator Program Studi Ilmu Komunikasi UPN "Veteran" Jawa Timur Syafrida Nurrachmi Febriyanti.

Mas Dhito Pastikan Dampingi Pendidikan Anak di Sekolah Rakyat Kediri

Menurutnya, berdasarkan ata dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa per Agustus 2024, tingkat pengangguran terbuka di kalangan usia 15–24 tahun mencapai 18,6 persen, menjadikannya yang tertinggi di antara kelompok usia lainnya. Di sisi lain, laporan Bank Dunia memprediksi bahwa 24 persen pekerjaan di Asia Tenggara berpotensi tergantikan oleh otomatisasi dalam dua dekade mendatang.

“Kondisi ini menciptakan tantangan ganda berupa bonus demografi sekaligus disrupsi teknologi, yang harus disikapi dengan strategi pendidikan inovatif. Menghindari AI bukanlah solusi. Kami justru mengajarkan mahasiswa untuk menggunakannya sebagai mitra berpikir,” tegasnya.

Indonesia's AI Center of Excellence Diluncurkan, Indosat tak Ingin Masyarakat Hanya Jadi Pengguna AI

Ia menegaskan bahwa di dalam kelas, teknologi AI seperti ChatGPT digunakan sebagai alat bantu pembelajaran. Namun, mahasiswa tetap dituntut untuk membaca literatur, memahami konteks sosial, menyusun solusi yang manusiawi, dan mempresentasikannya dalam bentuk multimedia maupun komunikasi langsung.

“Karya-karya dari mahasiswa itu kami kompetisikan di COMMFEST ini," katanya.

Halaman Selanjutnya
img_title