Pakar Politik Ungkap Peluang dan Tantangan bila Prabowo Pinang Khofifah

Prabowo Subianto saat bertemu empat mata dengan Khofifah
Sumber :
  • Nur Faishal/Viva Jatim

Jatim – Pakar Politik Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya, M Syaeful Bahar mengungkapkan peluang dan tantangan yang akan dihadapi Prabowo Subianto bila meminang Khofifah Indar Parawansa sebagai Cawapres di Pilpres 2024 mendatang. 

Jokowi Ucap Selamat Atas Kemenangan Khofifah-Emil Versi Quick Count

Sebelumnya, Ketua Umum Partai Gerindra itu menggelar pertemuan empat mata dengan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa pada Senin, 13 Februari 2023 kemarin, di De Soematrea, Surabaya. 

Keduanya tampak membicarakan banyak hal. Pertemuan yang berlangsung selama 90 menit itu berjalan penuh akrab sembari ditemani aneka suguhan makanan di meja bundar. 

Sebelum Nyoblos, Khofifah Ziarah ke Makam Orang Tua dan Suaminya

Syaeful Bahar menyebut bahwa safari politik yang dilakukan Menteri Pertahanan RI itu sangat rasional. Sebab, menurutnya sepak terjang Khofifah di dunia politik dan kekuatan massanya sangatlah besar. Apalagi Khofifah memiliki legitimasi kuat di kalangan warga NU. 

“Jika Prabowo melakukan safari politik dan mendekat ke Khofifah, itu sangat rasional. Sebagai seorang Gubernur dan seorang Ketua PP Muslimat, Khofifah memiliki posisi penting dan kunci bagi siapapun yang akan running di Pilpres 2024,” kata Bahar saat dikonfirmasi Viva Jatim, Selasa, 14 Februari 2023.

DPRD Harap Swasembada Pangan Bisa Terwujud Mulai dari Jatim

Selain itu, lanjut Bahar, bila merujuk pada hasil Pilgub Jatim 2018 lalu, suara Muslimat NU relatif solid. Dibuktikan dengan keberhasilan Khofifah mengungguli Gus Ipul. Adapun koalisi PKB dan PDIP sebagai pemenang pemilu di Jatim tak cukup kuat membendung ketokohan Khofifah dan soliditas kalangan Muslimat dalam mendukungnya. 

Apalagi, kata Bahar, dibanding dengan calon wakil presiden lainnya, Khofifah adalah tokoh yang jarang ditemukan jejak konflik politiknya di masa lalu. Hal tersebut membuat Khofifah tidak memiliki beban apapun dalam melakukan komunikasi politik, termasuk dengan Prabowo. 

“Dan jika melihat hasil pilpres yang lalu, salah satu titik lemah Prabowo di Jawa Timur adalah suara Nahdliyin. Maka pilihan Prabowo ke Khofifah adalah upaya menutup semua celah kalah di pilpres 2019 kemarin,” tambah Bahar. 

Tentu saja hal tersebut merupakan peluang yang dimiliki Prabowo untuk bisa mulus dalam kontestasi politik di 2024 mendatang. Kendati demikian, langkah Prabowo bila jadi meminang Khofifah juga memiliki tantangan tersediri. Pasangan Prabowo-Khofifah tidaklah mudah direalisasikan. 

Pertama, lantaran Khofifah tidak memiliki partai. Sehingga tak mungkin Prabowo berangkat tanpa koalisi dengan partai lain. Bila mengharuskan Prabowo dengan Khofifah, maka Ia harus memastikan adanya partai yang bersedia menyerahkan suaranya untuk dia dan Khofifah. 

“Dan itu tentu saja tidaklah mudah,” terang Bahar. 

Kedua, tantangan berikutnya adalah bila Prabowo harus berpasangan dengan Khofifah, otomatis harus membicarakan terlebih dahulu dengan mitra koalisinya, yakni PKB. Sedangkan PKB sendiri sejak awal telah memastikan bahwa Ketua Umumnya, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin harus maju sebagai Capres atau Cawapres di Pilpres 2024. 

“Dan saya yakin, Prabowo tak akan melakukan pilihan politik sepihak tanpa melibatkan Cak Imin,” kata Bahar. 

Kemudian tantangan yang ketiga adalah, lanjut Bahar, kasus korupsi di DPRD Jawa Timur sedikit banyak bisa mempengaruhi performa Khofifah sebagai Gubernur Jawa Timur. Apalagi jika proses hukum yang sedang berlangsung itu mengarah kepada keterlibatan pihak eksekutif, tentu akan membahayakan reputasi Khofifah. 

“Maka mengusung Khofifah sebagai Cawapres akan cukup sulit bagi Prabowo,” pungkasnya.