Anak Khofifah Dikabarkan Mundur dari Demokrat, Pengamat: Emil Gagal Rawat Kader

Tangkap layar Surat Pengunduran Diri di IG Ali Parawansa
Sumber :
  • Viva Jatim,

JatimAli Mannagalli Parawansa dikabarkan mundur sebagai pengurus maupun kader Partai Demokrat Jawa Timur. Anak Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa itu mundur sebagai Wakil Ketua DPD Demokrat Jatim dan sebagai kader per tanggal 8 Maret 2023.

Khofifah Puji Rektor Unair Susun Konsep Pendidikan Indonesia Maju

Surat tersebut diketahui setelah diunggah di akun instagram @aliparawansa. Meski unggahan itu sudah dihapus, foto suratnya sudah telanjur viral. Ali juga tak mengungkap alasannya mundur sebagai pengurus dan kader Demokrat.

Pengamat politik Andri Arianto mengatakan, mundurnya Ali merupakan kerugian bagi Demokrat Jatim. Sebab, meski tergolong politisi muda, Ali memiliki potensi sebagai kader yang semestinya bisa dioptimalkan untuk memperbesar suara Demokrat.

Risma Berat Dapat Rekom PDIP Jatim, Said Abdullah Lebih Tertarik ke Khofifah

“Mundurnya Ali ini bisa dimaknai sebagai kegagalan Pak Emil Dardak sebagai ketua Demokrat Jatim untuk mengelola potensi para kadernya. Agak susah dinalar bahwa Pak Emil menyia-nyiakan kader sepotensial Ali. Atau mungkin ada manuver politik di dalamnya, tentu kita hanya bisa menduga-duga,” ujar Andri dalam keterangannya, Jumat, 10 Maret 2023. 

Andri mengatakan, potensi Ali sebagai kader sungguh luar biasa. Ali dikenal sebagai sosok muda, di mana ceruk pemilih baru sangat besar pada Pemilu 2024, sehingga semestinya Ali bisa dioptimalkan untuk masuk ke pasar pemilih pemula.

PAN Masih Enggan Sebut Emil Dardak Bakal Dampingi Khofifah di Pilgub Jatim

Selain itu, posisi sebagai anak dari Gubernur Khofifah, tentu tak dapat dimungkiri akan sangat menguntungkan bagi Demokrat Jatim.

“Jaringan Bu Khofifah sangat kuat, dan itu pasti bisa dikelola oleh Ali. Tapi justru hal ini tidak dimanfaatkan oleh Demokrat. Artinya memang Pak Emil gagal mengelola atau melakukan manajemen kader yang baik, sampai-sampai seorang Ali pun mundur,” ujarnya.

Andri menambahkan, dalam situasi politik elektoral yang membutuhkan pertarungan popularitas dan kekuatan jaringan lapangan, kehilangan Ali menjadi kerugian besar bagi Demokrat. Padahal saat ini Demokrat Jatim butuh pengungkit, di mana jumlah perolehan suara mereka di provinsi tersebut terus melorot.

Belum lagi tiga pucuk pimpinan Demokrat Jatim saat ini telah digeledah oleh KPK, yaitu Ketua Demokrat Emil Dardak, Sekretaris Reno Zulkarnqen, dan Bendahara Agung Mulyono.

“Logika politiknya, Ali ini kader potensial. Kalau sampai dia keluar, pasti ada penyebabnya. Apakah ada manuver menyingkirkan Ali sebagai kader potensial agar tak ada yang merasa tersaingi di internal Demokrat Jatim, ataukah alasan lainnya, tentu ini sah masyarakat menduga-duga,” ujarnya.