Butuh Vote Gater Madura, Khofifah Disarankan Gandeng Achmad Fauzi
- Istimewa
Jatim – Elektabilitas dan popularitas Khofifah Indar Parawansa masih berada di posisi teratas dalam bursa Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jatim tahun 2024. Bila dia tak menggandeng Emil Elistianto Dardak lagi, maka yang sangat perlu dipertimbangkan ialah menguatkan suara di Pulau Madura. Bicara Madura, salah satu figur pendulang suara atau vote gater yang potensial untuk digandeng ialah politikus PDIP yang kini menjadi Bupati Sumenep, Achmad Fauzi.
Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Ahmad Zainul Hamdi mengatakan, dalam sejarah politik di Jatim, wilayah Madura merupakan wilayah yang unik sehingga perlu perhatian khusus bagi calon kepala daerah, termasuk figur yang ingin maju di Pilgub Jatim 2024. ”Vote gater kewilayahan ini menjadi penting untuk strategi pemenangan Pilkada," katanya usai sarasehan politik bertema Jawa TImur Mencari Pemimpin di Surabaya, Jumat, 23 September 2022.
Khofifah sendiri, lanjut Zainul, memiliki jejak sejarah yang kuat dalam perhelatan Pilkada Jatim di Madura. Pada Pilgub Jatim 2008 saat melawan pasangan Soekarwo-Gus Ipul, misalnya, Komisi Pemilihan Umum sampai menggelar dua kali pencoblosan ulang di Madura karena temuan dugaan kecurangan yang disebut sistematis dan massif. Itu sebabnya dia berpendapat Khofifah perlu mencari figur asal Madura yang tepat bila ingin mendulang suara signifikan di Pilgub Jatim 2024.
Nama Achmad Fauzi disebut potensial untuk penguatan suara Khofifah di Madura berdasarkan analisis yang disampaikan Direktur Accurate Research and Consulting Indonesia (ARCI) Baihaki Sirajt beberapa waktu lalu. Dia menyebut nama Achmad Fauzi sebagai alternatif pilihan calon wakil gubernur pendamping Khofifah untuk memperkuat wilayah Madura.
Berdasarkan simulasi survei yang dilakukan ARCI pada 5-12 September 2022 kepada 1.200 responden, Baihaki mengatakan Khofifah akan menang tebal di Pilgub Jatim apabila berpasangan dengan Achmad Fauzi. Rinciannya, Khofifah-Achmad Fauzi mengantongi elektabilitas 40,1 persen, Emil Dardak-Fauzan Fuadi 17,2 persen dan Heru Tjahjono-Eri Cahyadi 10,5 persen. Sedangkan 32,2 persen responden sisanya tidak menjawab atau tidak tahu.
Menurut Baihaki, dua alasan utama nama Achmad Fauzi menjadi penguat Khofifah. Pertama, Fauzi representasi milenial, di luar alasan representasi kewilayahan di Madura. “Kedua, Achmad Fauzi punya catatan kepemimpinan yang baik di Sumenep selama ini," ujarnya.
