Penjelasan Megawati Soal Sikap Tegas PDIP Tolak Timnas Israel
- Viva
Jatim – Gagalnya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U 20 menyita perhatian banyak pihak. Keputusan yang diambil FIFA itu telah membuat para pecinta sepakbola sedih dan menggagalkan impian para pemain untuk merumput di ajang bergengsi kelas dunia.
Indonesia gagal menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 tidak terlepas dari akar sejarahnya. Meski sejumlah pihak menyambut baik ajang itu, namun tak jarang pula banyak yang menghujat karena bersikukuh menolak kedatangan Timnas Israel ke Indonesia.
Salah satunya sikap tegas yang diambil PDI Perjuangan. Mereka menolak keras kedatangan Timnas yang hingga kini belum memerdekakan Palestina. Ragam asumsi positif maupun negatif bertebaran di media sosial.
Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri memberikan penjelasan terkait partainya yang menolak kedatangan Tim Nasional Israel ke Indonesia. Penjelasan Megawati tersebut juga membela Ganjar Pranowo yang teguh memegang ideologi bangsa.
Megawati memahami bahwa ada upaya mempolitisasi isu itu untuk mempertanyakan elektabilitas Ganjar Pranowo, yang ingin dicalonkan sebagai calon presiden (capres) 2024.
Megawati sebenarnya berharap media massa di Indonesia memberi penjelasan soal latar belakang sebenarnya terkait penolakan Timnas Israel tersebut.
Menurut Megawati, keputusan menolak Timnas Sepakbola Israel telah membuat FIFA membatalkan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20. Banyak pihak yang menyesalkan, hanya melihat isu itu sebagai sepakbola semata.
Namun, menurut Megawati, hal itu bukan hanya sekadar urusan sepak bola. Tapi juga terkait dengan menjaga konstitusi Indonesia.
“Untuk main bolanya, (saya) setuju banget. Tapi ada (di luar sepakbola, red) yang (harus) lebih dipikirkan. Itu konstitusi kita," kata Megawati kepada wartawan, di Kantor DPP PDIP, Jakarta Pusat, Minggu, 30 April 2023, dikutip dari VIVA.
"Karena (isi) konstitusi kita itu adalah (kita harus) tetap berjuang untuk (kemerdekaan) suatu bangsa,” tambahnya saat hadir dalam acara peresmian kerja sama politik PDIP dan PPP.
Presiden ke-5 Republik Indonesia itu juga mengingatkan mengenai deklarasi Konferensi Asia Afrika (KAA) yang telah ditandatangani oleh 29 negara.
Mega menyebutkan bagaimana setiap negara harus menghormati kedauatan dan integritas teritorital semua bangsa, dan tak melakukan ancaman agresi maupun pengunaan kekerasaan terhadap integritas wilayah maupun kemerdekaan politik suatu negara.
Keputusan KAA tersebut dinamai Dasa Sila Bandung. Dari 8 sila keputusan, Megawati mengingatkan ada dua sila yang digarisbawahi.
“Satu, memperjuangkan kemerdekaan Palestina. Yang kedua, tidak membuka hubungan diplomatik kepada Israel dan Taiwan,” ungkap Megawati.
Dia juga menyebut seluruh pihak termasuk anak muda harus mengetahui sebuah sejarah bangsanya sendiri, yakni Indonesia.