Tantangan Pendidikan Masa Kini, Realitas Serba Cepat hingga Arus Informasi
- Madchan Jazuli/Viva Jatim
Jatim – Hari Pendidikan Nasional 2023 (Hardiknas) setiap tahun diperingati oleh semua elemen bangsa. Kali ini mengambil tema 'Bergerak Bersama Semarakan Merdeka Belajar' salah satu pengajar mengungkapkan, tantangan pendidikan masa kini adalah realitas serba cepat hingga arus informasi.
Rachmad Efendi TS mengaku, sebagai Duta teknologi Kemendikbud Ristek Provinsi Jatim telah dibekali beragam informasi terkait apa yang sedang dihadapi. Khususnya tantangan di dunia pendidikan di era masa kini yang kita hadapi yaitu adalah VUCA adalah singkatan dari Volatility, Uncertainty, Complexity, dan Ambiguity.
"Di sini memiliki arti, dunia yang kita hidup sekarang itu berubah sangat cepat tidak terduga. Dipengaruhi oleh banyak faktor yang sulit dikontrol serta kebenaran dan realitas yang menjadi sangat subjektif," ungkap Rachmad Efendi TS saat dikonfirmasi, Selasa 2 Mei 2023.
Oleh sebab itu, dirinya sebagai Duta Teknologi kemendikbudristek juga diberi amanah. Salah satunya yaitu sebagai pendamping dari rekan-rekan sejawat. Rekan-rekan guru semua jenjang diharapkan dirinya sebagai connecting door terkini.
"Supaya informasi-informasi yang berhubungan dengan teknologi pendidikan dalam menghadapi era digital mudah tersampaikan," bebernya.
Pria yang mengajar di SMKN 2 Trenggalek dalam Peringatan Hardiknas 2023 ini menilai, suatu momen Istimewa. Lantaraan, pria yang sebagai narasumber bagi Fasilitator Pembelajaran Digital tahun 2022-2023, akan menjadikan momen hardiknas ini sebagai momen refleksi terhadap filosofi Ki Hajar Dewantara. Yaitu ada 3 Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso dan Tut Wuri Handayani.
"Sejauh mana saya telah menerapkan filosofi tersebut di dalam kelas. Karena kelas merupakan dunia saya bersama anak didik sejalan dengan arahan Mas Menteri," ujarnya.
Berkaitan memaknai tema Hardiknas 2023 yaitu bergerak bersama semarakkan Merdeka Belajar, ia mencoba melihat dari 2 kata awal dari kalimat tersebut. Bergerak bersama, bergerak bersama menurutnya tidak bisa mewujudkan cita-cita pendidikan Indonesia hanya bergantung pada satu atau beberapa elemen pendidikan.
Ia melanjutkan semisal hanya Menteri Pendidikan, atau hanya hanya Dinas Pendidikan Provinsi atau Dinas Pendidikan kabupaten kota. Hal itu cukup sulit tanpa dibarengi semua elemen pendidikan. Termasuk tugas pokok fungsi, lalu beriribgan bersama saling bersinergi saling bahu-membahu.
"Sehingga akan timbul rasa berkesinambungan. Dimana rasa kesinambungan ini, akan membawa kita pada sebuah rasa holistik atau kebersamaan secara keseluruhan, dalam mewujudkan suatu Merdeka Belajar secara utuh," jelasnya.
Dengan bekal yang ia miliki, harapan secara nyata adalah tetap mengajar. Pasalnya, Rachmad tidak muluk-muluk yang ia inginkan senantiasa belajar. Kemudian, menjadi manfaat kepada siapapun serta menjadi yang versi terbaik dengan dirinya.
"Nanti harapannya saya dapat menjadi contoh yang terbaik bagi putra-putri saya, anak-anak saya serta anak didik di sekolah," urainya.
Sebagai informasi, Rachmad merupakan salah satu dari 34 Duta Teknologi di tahun 2018 setelah mengikuti dan melewati seleksi PembaTIK Level 1 hingga PembaTIK Level 3 (PembaTIK = Pembelajaran Berbasis TIK).
Ia merasa beruntung karena, lebih dari 2,734 orang peserta yang menjadi calon duta rumah belajar dengan mengikuti program PembaTIK. Sedangkan, saat itu 30 besar PembaTIK Level 3 Jatim, terdiri dari sebagian besar Jawara di bidang Media Pembelajaran.
Dengan capaian tersebut, ia sering menjadi beberapa narasumber, diantaranya narasumber Pembuatan Video pembelajaran Oleh Direktorat Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus Kemendikbudristek. Narasumber Bimtek Direktorat Pendidikan Dasar Kemendikbudristek dan seterusnya