Dongkrak Ekonomi Kreatif Desa, Pria di Trenggalek Ini Berdayakan 60 Perajin Besek Bambu

Dhany bersama patnernya sedang finishing 'Besek'.
Sumber :
  • Madchan Jazuli/ Viva Jatim

Jatim –Sesuatu yang dianggap remeh dan tidak memiliki manfaat apa apa terkadang memiliki potensi untuk dikembangkan.

Nelayan Enggan Gunakan Jaket Keselamatan saat Melaut karena Ribet

Begitulah yang dilakukan oleh Dhani pria asal Desa Sengon Kecamatan Bendungan Kabupaten Trenggalek ini tergerak untuk memberdayakan perajin 'besek'—anyaman bambu yang bisa digunakan wadah makanan, daging hingga hampers menarik lainnya.

"Saya langsung mikir dari awal tebang sampai jadi 'Besek' itu prosesnya ribet," ungkap Dhany Eka Prasetya.

6 Perahu Dikerahkan Tim SAR Cari Nelayan Hilang di Prigi Trenggalek

Ditemui di gudang miliknya, tumpukan Besek dari berbagai ukuran tertata rapi dan menawan. Ada dengan berbagai ukuran dan jenis. Lokasi gudang kendati tak begitu besar, namun cukup banyak stok yang ia taruh. Tampak satu pekerja yang sedang asyik mewarnai Besek sesuai orderan pelanggan. 

Pria yang dulunya merupakan Guru Kelas Honorer, di salah satu Sekolah Dasar (SD) di Kecamatan Bendungan ini berangkat dari melihat seorang penjual 'Besek' tak jauh dari sekolahnya. Hatinya terketuk untuk menanyakan harga barang yang berasal dari anyaman bambu ini.

Bupati Trenggalek Sambut Baik Investasi Ternak Sapi Perah, Asal Libatkan Masyarakat

Ia melongo dengan harga murah meriah, tidak sebanding, bahkan jauh dari proses pembuatan yang bisa memakan waktu berhari-hari. Terlebih jika musim penghujan, karena salah satu prosesnya harus dijemur.

Proses pembuatan Besek pertama memilih bambu yang sesuai. Selepas dipotong, lalu dibuat kecil-kecil menyesuaikan anyaman. Dijemur, kemudian mulai irat, dianyam, hingga di jemur kembali sebelum dijual.

Halaman Selanjutnya
img_title