‘Dianaktirikan’ Pemkot Surabaya, Wisata Religi Sunan Ampel Rawan Copet

Sekertaris Komisi A DPRD Surabaya, Camelia Habibah:
Sumber :
  • IST/Viva Jatim

Jatim – Komisi A DPRD Surabaya menyoroti tingginya aksi kriminalitas di Makam Sunan Ampel karena lemahnya sistem keamanan di kawasan wisata religi tersebut. Bahkan saking lemahnya, dalam sehari bisa terjadi 5 kali aksi kejahatan. 

Menjembatani Perbedaan, Luluk Bentuk DPW BERANI Jawa Timur

“Berdasarkan laporan tokoh masyarakat, tokoh agama, RT/RW, kejadian jambret dan copet bisa 4 sampai 5 kali dalam sehari. Ini yang ketahuan di Jalan Nyamplungan dan Jalan Pegirikan,” ungkap Sekretaris Komisi A DPRD Surabaya, Camelia Habibah, Kamis, 29 September 2022.

Atas laporan itulah, Komisi A menggelar rapat koordinasi dengan Satpol PP, TNI, dan Polri terkait kondisi keamanan Wisata Religi Makam Sunan Ampel yang makin meresahkan dan bisa memperburuk citra Kota Surabaya. 

Gegara Promosikan Judol, 85 Influencer Ditangkap Bareskrim Polri

"Mereka yang menjadi korban itu warga luar Surabaya yang berziarah ke Makam Sunan Ampel. Mereka bisa saja beranggapan Surabaya banyak copet dan jambret," cetus legislator perempuan asal Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tersebut.

Camelia kembali menandaskan, persoalan ini tidak bisa diselesaikan sendiri oleh kepolisian. Melainkan harus bersinergi dengan jajaran samping yaitu Satpol PP, TNI, dan Polri.

PDI Perjuangan Jatim Sambut Positif Putusan MK tentang Netralitas TNI/Polri dalam Pilkada

Baca juga: PAD Parkir Rp 35 M Tak Tercapai, DPRD Surabaya: Banyak yang Bocor!

"Ternyata di tempat Wisata Makam Sunan Ampel itu tidak ada petugas keamanan dari Satpol PP yang ngepos. Melainkan mobile saja. Padahal disana itu tempat objek vital tempat wisata yang seharusnya diperlakukan yang sama dengan objek wisata lainnya seperti Taman Bungkul," tegasnya.

Camelia menyarankan, supaya dibangun fasilitas berupa pos keamanan untuk aparat yang berjaga di kawasan tersebut. "Selain itu perlu juga sarana prasarana seperti CCTV. Sepertinya kawasan Wisata Makam Sunan Ampel ini dianaktirikan Pemkot Surabaya," sesalnya.

Polisi Kesulitan Menindak

Senada, Kapolsek Semampir, Kompol Nur Suhud juga menyarankan supaya Pemkot Surabaya mendirikan pos pengamanan terpadu yang terdiri dari polisi, TNI, dan Satpol PP. Sehingga bisa menjaga kondisi keamanan di kawasan tersebut.

Lebih lanjut, Nur Suhud mengungkap, berdasarkan informasi yang diterima pihaknya, para peziarah dari luar Surabaya kerap menjadi korban aksi kriminal dari para pelaku kejahatan. 

Baca juga: Eri Cahyadi akan ‘Sulap’ Kebun Raya Mangrove Jadi Wisata Ikonik

"Karenanya mereka enggan melaporkannya ke polisi. Sehingga kami sulit menindaklanjuti ke proses penyidikan. Ditambah lagi keengganan masyarakat untuk memberikan keterangan karena takut mengganggu pekerjaannya di sana," ujarnya.

Nur Suhud mengatakan, pihaknya telah menerjunkan aparat Reserse untuk melakukan pengamanan. "Kita pernah mengamankan 2 pelaku jambret dan 2 pelaku copet," imbuhnya.

Nur Suhud juga menyarankan supaya Pemkot Surabaya menyediakan pemandu wisata, untuk menambah rasa aman dan nyaman para pengunjung.