Tak Hanya Seragam, Wali Murid SMA di Mojokerto Juga Keluhkan Iuaran Kegiatan Sekolah
- M Lutfi Hermansyah/Viva Jatim
Kendati demikian, ia harus tetap melunasinya sebelum tahun ajaran 2023-2024 dimulai.
"Orang orang (wali murid) setengah boikot. Anak kasihan. Mau tidak mau harus bayar, nanti dibully," tandas NG.
Ternyata, hal serupa juga dirasakan oleh wali murid masa penerimaan siswa baru tahun ajaran 2022-2023. ED misalnya. Ibu dari siswa SMAN 2 Kota Mojokerto kelas IX ini mengaku dibebani biaya kain seragam sekolah untuk putranya Rp 2.050.000.
Selain itu juga ada pula iuaran sebesar Rp 450 ribu untuk pendidikan karakter dan Rp 1 juta untuk kegiatan selama satu tahun.
Ibu tiga anak ini kaget dengan total biaya tersebut. Ia yang berpenghasilan rata-rata Rp 1,5 juta itu pun kewalahan. Beruntungnya, ia masih diperbolehkan mencicil selama satu tahun. Bebannya sedikit berkurang ketika anaknya mendapat bantuan dari sebuah yayasan untuk munasi biaya kain seragam.
"Bisa melunasi seragam karena utang bank titil Rp 1 juta, cicilan Rp 120.000 per pekan selama 10 minggu. Sisanya minta sumbangan saudara-saudara," ungkapnya.
Biaya Rp 2.050.000 untuk seragam itu belum termasuk ongkos jahit. Ia menyebut, harus merogoh kocek Rp 150 untuk ongkos jahit 1 stel seragam. Jika ada 3 steak kain seragam, makan total Rp 450.000. Menurut dia, harga itu masih relatif murah, karena tukang jahir rekanannya sendiri.