Menteri Risma Kerahkan Psikolog Ringankan Korban Tragedi Kanjuruhan

Menteri Sosial Tri Rismaharini alias Risma di Tulungagung.
Sumber :
  • Madchan Jazuli/Viva Jatim

Jatim – Menteri Sosial Tri Rismaharini alias Risma menerjunkan tim psikolog untuk membantu korban Tragedi Kanjuruhan yang berasal dari berbagai daerah di Jawa Timur. Psikolog diturunkan untuk memberikan trauma healing, agar peristiwa yang memilukan itu tidak membuat korban mengalami trauma berkepanjangan.

Dikalahkan Bali United 0-2, Persebaya Kembali Dipermalukan di GBT

Hal itu disampaikan Risma saat melakukan kunjungan kerja di Aula Kantor Kecamatan Ngantru, Kabupaten Tulungagung, Sabtu, 8 Oktober 2022. Di Tulungagung, ada enam orang korban Tragedi Kanjuruhan, satu di antaranya Bripka Andik Purwanto, anggota Polsek Sumbergempol yang di-BKO-kan mengamankan pertandingan Persebaya versus Arema di Stadion Kanjuruhan, Sabtu, 1 Oktober 2022, lalu.

"Kondisinya sepertinya masih ada trauma, nanti saya coba dorong psikolog kami bagi para keluarga korban. Karena kemarin saya hari kedua ke Malang, jadi belum tahu mappingnya keluarga ada di mana," kata Risma.

Persebaya Vs Dewa United: Tak Ada Perlakuan Khusus ke Mantan, Optimis 3 Poin

Mantan Wali Kota Surabaya itu menjelaskan, selama seminggu ke depan pihaknya akan memetakan para korban, tidak hanya di Malang tapi juga di beberapa daerah lain yang turut menjadi korban Tragedi Kanjuruhan. Setelah terdata, baru tim psikolog akan diturunkan untuk melakukan trauma healing kepada korban.

Selain trauma healing, Risma mengaku bahwa pihaknya juga memberikan santunan kepada semua korban, baik yang meninggal dunia maupun luka-luka. Untuk korban meninggal, santunan diberikan kepada pihak keluarga sebesar Rp15 juga per orang. Sementara untuk korban luka, diberikan santunan sebesar Rp2 juta per orang. 

Anak-anak Bawean Dapat Trauma Healing Pasca Terdampak Gempa

Tragedi Kanjuruhan berawal dari kekalahan yang diterima Arema FC dari Persebaya Surabaya dalam laga kandang BRI Liga 1 di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu, 1 Oktober 2022. Setelah pertandingan selesai, banyak suporter Arema FC turun  ke lapangan, diduga meluapkan kekesalahan atas kekalahan tim jagoan mereka.

Petugas keamanan dari Polri dan TNI pun berupaya mengadang Aremania dan mengendalikan situasi. Entah bagaimana, petugas kemudian menembakkan gas air mata, termasuk ke tribun yang dipenuhi ribuan penonton yang tak ikut turun ke lapangan. Sontak para suporter berebutan keluar namun pintu stadion belum terbuka. Akhirnya mereka terjebak, banyak yang lemas, pingsan, dan terinjak-injak.

Halaman Selanjutnya
img_title