Diduga karena Tanah Gerak, Puluhan Rumah di Tulungagung Rusak
- Jazuli/Viva Jatim
Jatim – Sekitar 24 warga di Desa Tanggunggunung dan Ngepoh, Kecamatan Tanggunggunung, Kabupaten Tulungagung terpaksa harus mengungsi karena tanah dan rumah yang mereka tinggali tiba-tiba retak sehingga membahayakan penghuni rumah.
Diduga, peristiwa retaknya puluhan rumah tersebut karena adanya lahan rusak di lokasi kejadian yang berada di dataran tinggi (perbukitan). Sehingga terjadi pergeseran tanah dan membentuk retakan yang menganga lebar.
“Karena ini lahannya rusak, ya itu mbledak (saat terjadi retakan tanah disertai suara). Kalau pereng-nya (pinggir) tidak seberapa, cuma dalamnya (retakan) itu seperti ada sumbernya. Jadi mbledak-mbledak sampai belakang rumah saya,” ungkap salah satu warga Desa Tanggunggunung, Kamis 13 Oktober 2022.
Sementara Muselan (60), salah satu warga yang rumahnya juga retak menuturkan, kejadian tiba-tiba secara bersamaan di desanya itu bermula ketika hujan deras pada Minggu, 10 Oktober 2022 lalu.
Baca juga: Banjir Selutut Rendam Tulungagung, Jalur Pantai Prigi Tersendat
Di tengah curah hujan dengan intensitas tinggi itu, tiba-tiba sejumlah warga dikejutkan suara gemeretak cukup keras.
"Suaranya kletok agak keras gitu. Memang sebelumnya hujan deras, juga listrik mati. Saya lari ke desa sebelah, Desa Ngepoh," tutur Muselan di posko pengungsian.
Sementara Warni (49), juga korban rumah retak mengaku, bahwa retakan di rumahnya memang tidak terlalu parah. Tapi yang bagian belakang dan depan rumah yang ditempatinya retakan tanahnya menganga lebar dan membahayakan.
"Kalau di (dalam) rumah tidak, tapi posisinya di samping mbledak, di depannya juga, diapit, seperti tanah itu geser, (sehingga) rumah saya ikut (retak)," ungkap Warni.
Warga berharap, Pemkab Tulungagung mau membantu merelokasi rumah warga terdampak. "Tapi kalau tidak punya tempat (lahan) ya repot. Seperti saya ini kan tidak punya tempat lain, kecuali di situ, di rumah mertua," katanya.
Baca juga: Tolak Bansos Jelang 2024! HMI Tulungagung: Hindari Momentum Pencitraan
Terpisah, Bupati Tulungagung, Maryoto mengimbau kepada masyarakat agar tetap menjaga pepohonan di sekitar pegunungan. Karena dengan adanya pepohon di daerah kemiringan tinggi akan menguatkan tanah sekitar.
"Siapa (yang menjaga) kalau bukan kita, ini akibatnya saya beri contoh, kalau tetap begini, masyarakat tidak punya kesadaran kalau babat (memotong) pohon, warga yang susah sendiri," imbaunya.