Heboh Penonton Piala Dunia di Stadion GBT Rebutan Bus, Ini Kata Dishub Surabaya
- Mokhamad Dofir/Viva Jatim
Surabaya, VIVA Jatim –Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Surabaya merespons kericuhan yang terjadi terkait pelayanan shuttle bus paska laga perdana Timnas Indonesia melawan Ekuador di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) Surabaya, Jumat 10 November 2023.
Diketahui, malam itu para suporter marah karena tak mendapat tumpangan shuttle bus untuk mengantarkan ke titik penjemputan. Hal itu itu disebabkan jumlah bus yang ada di halaman parkir Stadion GBT Surabaya tak memadai, sehingga memicu aksi rebutan diantara para suporter.
Sebagian penonton terpaksa memilih berjalan kaki dari Stadion GBT Surabaya sampai ke titik penjemputan karena keburu pulang.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Surabaya, Tundjung Iswandaru pun berjanji akan mengevaluasi skema pengantaran penonton agar kekisruhan tidak kembali berulang.
"Tentunya kita akan mengevaluasi masalah kemarin. Karena kemarin itu namanya jumlah penonton dengan bus kan tidak sebanding, kita sudah sampaikan bus akan bolak-balik akan mengantarkan, lebih dari satu kali antar," ujar Tundjung ketika dihubungi Viva Jatim, Sabtu 11 November 2023.
Dia menyampaikan, pihaknya sejak awal telah memberitahukan kepada masyarakat bahwa skema penjemputan akan dilakukan secara bergelombang. Tidak sekaligus, karena jumlah armada shuttle bus tak memadai.
Namun dirinya memaklumi bila para suporter marah. Selain karena tak segera mendapat tumpangan, kondisi para suporter di malam itu cukup memprihatinkan. Di area stadion, tidak ditemukan pedagang kaki lima yang menjual makanan dan minuman dengan harga terjangkau, menyebabkan para penonton kehausan dan kelaparan sehingga ingin buru-buru pulang.
"Jadi kita akan melakukan evaluasi," tandasnya.
Ia lalu menyampaikan, situasi diperparah dengan iring-iringan kendaraan Presiden Joko Widodo beserta rombongan, yang menyebabkan jalur pengantaran suporter sementara ditutup. Sehingga shuttle bus harus mengantre menunggu giliran keluar stadion.
Kemudian kondisi halaman parkir shuttle bus kala itu terjadi penumpukan massa. Mengakibatkan bus tak bisa leluasa bermanuver, kemacetan akhirnya menghambat proses pengantaran suporter.
Dari beragam persoalan yang dihadapi di lapangan, Dishub Surabaya akan melakukan beberapa langkah.
"Yang pertama memisahkan mungkin ya, antara orang dengan bus. Jadi memisahkan antrean orang, jadi sebisa mungkin jangan sampai orang (suporter) ini ikut di dalam, ada di dalam lapangan parkir karena akan menghambat lajunya bus," ujarnya.
Tundjung menyampaikan akan berkoordinasi dengan pihak FIFA untuk menerapkan solusi itu. Nantinya, area parkir bus dibuat terpisah dengan titik tunggu suporter. Mereka baru diangkut setelah armada siap di lokasi.
"Harapnnya lebih lancar, lebih tertib dan lebih selamat," singkatnya.
Lalu pihaknya akan mengalihkan unit shuttle bus ke area ke beberapa titik yang banyak dijadikan suporter sebagai lokasi penjemputan, seperti di Terminal Benowo, Surabaya.
Kemudian Tundjung juga mengusulkan supaya pedagang kaki lima yang menjual makanan dan minuman dengan harga terjangkau diperkenankan berjualan di luar stadion.
"Jangan menjual makanan dan minuman terlalu mahal, itu kemarin (harga makanan dan minuman) mahal sekali. Makanya saya bilang kalau di luar perimeter kasih lah orang jualan, UMKM untuk yang pulang saja. Jadi kita akan evaluasi," pungkasnya.