Inginkan Surabaya Jadi KLA Dunia, Diam-diam Eri Cahyadi Usul ke Unicef

Surabaya diusulkan ke Unicef jadi KLA dunia
Sumber :
  • IST/Viva Jatim

Jatim – Setelah sukses meraih penghargaan Kota Layak Anak (KLA) kategori utama selama lima kali berturut-turut, rupanya Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi diam-diam telah mengusulkan Kota Pahlawan sebagai KLA dunia ke Unicef -- organisasi anak dunia PBB. 

Banteng Ketaton Jatim Bilang Eri-Armuji Tak Percaya Diri: Kotak Kosong Bisa Menang

Usulan Eri itu diungkap oleh perwakilan Unicef, Kurniasih Zulhadji ketika melakukan monitoring KLA di Kota Surabaya. 

Kurniasih mengatakan, di Unicef itu ada Child Friendly City Initiatives (CFCI) yang merupakan KLA dunia. Dan pihaknya sudah pernah menyampaikan, bahwa sudah ada permintaan dari wali kota Surabaya untuk menginisiasi CFCI Unicef.

Debat Pilwali Surabaya, Eri-Armuji Janji Jadikan Kota Pahlawan Layak Anak Internasional

“Kami menyambut baik permintaan atau usulan ini, apalagi atasan saya sudah menyampaikan itu kepada kami, sehingga kami akan mendukung itu supaya go international CFCI Unicef,” terang Kurniasih usia menggelar dialog di Gedung Bappedalitbang, Rabu 2 November 2022.

“Siapa tahu nanti Surabaya bisa menjadi inisiator pertama CFCI Unicef di Indonesia. Apalagi kan di Surabaya ini ada perwakilan kita yang saya yakin selalu bersinergi dengan Pemkot Surabaya,” sambungnya. 

Eri Cahyadi Optimis Menang Mutlak Lawan Kotak Kosong di Pilkada Surabaya

Baca juga: Tekan Stunting dan Anemia, Surabaya Dukung Aksi Bergizi Kemenkes RI

Ia menjelaskan, CFCI Unicef ini tahapan-tahapannya hampir sama dengan KLA. Namun, lebih difokuskan pada prosesnya, dan setiap tahap proses itu harus melibatkan anak. 

Ia juga memastikan bahwa CFCI itu juga ada penghargaannya, yang juga difokuskan pada indikator tertentu. Seperti di Kota Surabaya yang terkenal dengan partisipasi anaknya, maka mungkin nanti masuk dalam penghargaan CFCI kategori partisipasi anak. 

“Jadi, tidak secara menyeluruh yang kami (Unicef) lihat, tapi lebih difokuskan pada salah satu indikator tertentu,” katanya. 

Ditanya apakah Surabaya sudah layak mendapatkan predikat KLA dunia, Kurniasih mengatakan, layak atau tidaknya, pernah menjadi perbincangan dengan kementerian ketika ada pertemuan di Solo. 

Ternyata, beberapa kota yang berhasil menerima KLA kategori utama -- termasuk Surabaya, sudah sangat layak dan bisa mengimplementasikan CFCI Unicef. 

“Di Asia Tenggara itu sudah ada Vietnam. Sebenarnya Indonesia sudah lebih baik daripada Vietnam soal KLA-nya, jadi kenapa tidak untuk diimplementasikan,” ungkapnya.

Baca juga: Teken MoU di UGM, Pemkot Surabaya Serius Selesaikan Masalah Kemiskinan

Oleh karena itu, untuk mendukung Pemkot Surabaya dalam mengusulkan CFCI Unicef itu, pihaknya langsung mendatangkan tenaga ahli untuk CFCI sendiri, dan masih proses hingga saat ini. 

“Mudah-mudahan ini akan segera ditindaklanjuti oleh pimpinan kami di Jakarta demi menindaklanjuti usulan dari Pemkot Surabaya, khususnya Pak Wali Kota,” katanya. 

Butuh Dukungan

Sementara Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Surabaya, Tomi Ardiyanto mengaku butuh dukungan dari Bappenas dan Unicef untuk meningkatkan predikat Surabaya sebagai KLA dunia. 

“Kami sangat membutuhkan dukungan itu. Makanya, pada kesempatan ini kami juga sampaikan banyak program dan progres terkait KLA di Surabaya. Tentunya, kami berharap dari pihak Bappenas dan Unicef ke depan bisa membantu kami naik tingkat menjadi Kota Layak Anak Dunia,” kata Tomi.

Pada kesempatan itu, perwakilan dari Unicef juga diajak mengunjungi beberapa tempat untuk melihat langsung berbagai fasilitas KLA di Surabaya. Kunjungan itu mulai dari SMPN 1 Surabaya di Jalan Pacar, SDN Kaliasin 1, Jalan Gubernur Suryo, Siola Puspaga, Rumah Anak Prestasi, Taman Flora, Shelter ABH, Shelter Perempuan, hingga Balai RW 5 Genteng.