Usai Bau Sampah, Kualifikasi AFC Disorot Lagi gegara Spanduk Politik

Spanduk anggota DPRD Surabaya di GBT.
Sumber :
  • Istimewa

Jatim – Ajang kualifikasi Piala AFC U-20 2023 di Gelora Bung Tomo (GBT) Kota Surabaya kembali jadi sorotan. Gara-garanya ialah adanya poster atau spanduk berbau politik yang menampakkan wajah anggota Komisi C DPRD Surabaya. Sebelumnya, ajang AFC U-20 disorot media Vietnam karena bau sampah di sekitar Stadion GBT, tempang berlangsungnya laga.

Spanduk bergambar wajah beberapa anggota DPRD Surabaya itu terpasang di Stadion GBT Surabaya, menyambut pertandingan kualifikasi AFC U-20 2023. Protes pun menyeruak, di antaranya dari tokoh suporter Persebaya Surabaya, Husain Gozali alias Cak Conk.

Cak Conk menilai spanduk anggota DPRD Surabaya itu di arena kualifikasi AFC U-20 sebagai hal yang memalukan. Dia lantas mempertanyakan kapasitas anggota DPRD Surabaya sehingga spanduk mereka mesti terpampang di Stadion GBT.

"Menjijikan, memalukan sekali," kata Cak Conk kepada wartawan, Sabtu, 17 September 2022. 

Menurut Cak Conk, pemasangan spanduk anggota DPRD Surabaya di stadion yang digunakan untuk pertandingan kualifikasi Piala Asia tersebut menimbulkan kesan bahwa para wakil rakyat di Kota Surabaya gila hormat. Hal itu juga dinilai sebagai tindakan mencampuradukkan kepentingan politik dengan sepak bola. 

Cak Conk berpendapat tindakan seperti tidak etis dilakukan oleh anggota DPRD Surabaya. “Kick politics out of football (tendang politik keluar dari sepak bola). jangan mempolitisasi sepak bola kami demi syahwat politik Anda," ujar Cak Conk.

Terpisah, salah satu anggota DPRD Surabaya yang gambar wajahnya turut terpampang di spanduk kontroversial itu membenarkan soal spanduk di GBT itu. Kata dia, pemasangan spanduk tersebut dilakukan berawal ketika Komisi C DPRD Surabaya meninjau kondisi GBT dua hari menjelang kick off Kualifikasi AFC U-20 Grup F.

Saat itu, Komisi C prihatin karena di sekitar GBT tidak terpasang spanduk atau umbul-umbul terkait Kualifikasi AFC U-20 2023. Menurut mereka, gelaran kelas internasional itu terasa hambar apabila tidak disemarakkan dengan spanduk Kualifikasi AFC U-20. Maka para legislator yang meninjau itu berinisiatif memasang spanduk sebagai bentuk dukungan.

Baktiono menuturkan, ada dua spanduk yang dicetak dengan biaya dari duit pribadi anggota DPRD Surabaya. Satu spanduk dipasang di pintu masuk GBT, satunya lagi dipasang di area tribun penonton. “Akhirnya pasang dua [spanduk] saja,” ujarnya.

Politikus PDIP itu membantah anggota Komisi C DPRD Surabaya mencari muka untuk kepentingan politik dengan pemasangan spanduk di GBT tersebut. “[Pemilu] 2024 masih dua tahun. Di banner itu tidak ada logo partai kami, yang ada logo Kota Surabaya dan logo DPRD Surabaya," ucap Baktiono.

Dia juga menanggapi tudingan suporter sepak bola yang menilai pemasangan spanduk itu tindakan mencampuri sepak bola dengan urusan politik. Baktiono mengatakan bahwa politik bisa mendukung perkembangan sepak bola. “Stadion [GBT] lapangan itu juga dukungan kami lewat politik anggaran," kata Baktiono.