Belajar dari Tragedi Kanjuruhan, Bonek: Usai Laga Semua Bersaudara

Ribuan Bonek berdoa untuk korban Tragedi Kanjuruhan.
Sumber :
  • Nur Faishal/Viva Jatim

JatimTragedi Kanjuruhan yang memakan lebih dari seratus korban jiwa memantik kesadaran semua pihak bahwa kemanusiaan dan persaudaraan di atas segalanya, jauh lebih penting daripada rivalitas antarklub sepak bola dan suporternya. Kesadaran itu juga mulai tertanam di diri Bonek, pecinta Persebaya Surabaya, yang sejak bertahun-tahun lamanya dikenal berkompetisi secara panas dengan Arema FC dan pendukungnya, Aremania.

Pentolan Bonek Tribun Utara Husain Ghozali atau Cak Conk menyampaikan itu saat hadir dan berbicara di hadapan ribuan Bonek-Bonita dalam acara doa bersama untuk korban Tragedi Kanjuruhan di Tugu Pahlawan Surabaya pada Senin malam, 3 Oktober 2022. Mayoritas korban dalam tragedi memilukan itu ialah Aremania.

Menurut Cak Conk, rivalitas tak boleh berlangsung lebih dari 90 menit. Selesai pertandingan, tidak ada lagi yang namanya lawan apalagi musuh. Semua adalah kawan dan saudara. Semua saling terkait dalam hubungan kemanusiaan. “Kita kawan, kita saudara, jangan sampai ada kejadian yang sama terulang kembali, cukup ini yang terakhir,” katanya. 

Hal sama disampaikan Asisten Pelatih Persebaya Surabaya Mustaqim usai mengikuti salat gaib untuk korban Tragedi Kanjuruhan di Masjid Nasional Al Akbar Surabaya, Senin siang kemarin. Menurutnya, hilangnya nyawa tidak sebanding dengan perolehan skor pertandingan demi hanya untuk mengejar kemenangan. “Apalagi ini sampai lebih dari seratus orang [meninggal dunia],” ujarnya.

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi sebelumnya juga menyampaikan hal senada. Melalui akun media sosialnya, alumni ITS Surabaya itu mengungkapkan rasa sedihnya atas adanya korban jiwa Tragedi Kenjuruhan. Andai kata bisa mengetahui peristiwa memilukan itu akan terjadi, Eri mengaku akan berdoa dan berharap Persebaya Surabaya kalah dalam pertandingan melawan Arema FC tersebut.

“Sebagai Bonek, kalau boleh berandai-andai meminta dan berdoa, mungkin lebih baik Persebaya kalah daripada harus ada yang kehilangan nyawa. Pasti tak ada ibu yang meraung dalam tangis menatap si kecil yang terbujur kaku—saya melihat kesedihan itu dalam sebuah video yang viral. *Pasti semua baik-baik saja: mungkin hanya akan ada umpatan kata di social media, BUKAN HILANGNYA NYAWA!,” tulis Eri.

Tragedi Kanjuruhan bermula ketika Arema FC kalah dari Persebaya Surabaya dengan skor 3-2 dalam laga derby Jatim di Stadion Kanjuruhan, Malang, pada Sabtu malam, 1 Oktober 2022. Beberapa saat setelah pertandingan berakhir, sebagian suporter Arema FC turun dari tribun dan masuk ke lapangan, meluapkan kekecewaan dengan mengejar pemain dan tim Persebaya maupun Arema FC.

Polisi yang berjaga berupaya menghalau dan mengadang massa suporter namun kewalahan. Hingga akhirnya aparat menembakkan gas air mata ke tengah-tengah massa agar pergerakan suporter terpecah dan bubar. Akibatnya, massa kabur dan menumpuk di beberapa titik. Karena menumpuk, banyak yang pingsan dan lemas, lalu terjatuh hingga terinjak-injak. Korban pun berjatuhan. Hingga kini, tercatat 125 orang meninggal dunia.