Jejak Dewi Gayatri di Candi Boyolangu, Ibu Raja-raja Jawa (2)
- Madchan Jazuli/Viva Jatim
Viva Jatim mengunjungi lokasi Candi Boyolangu yang disebut Budi Karjono tersebut pekan lalu. Kesan pertama menuju ke dalam kompleks candi tampak megah dengan gapura menjulang tinggi. Menuju lokasi arca Gayatri, pengunjung harus melewati sebuah gang sempit.
Juru Kunci Candi Boyolangu, Jono (70), mengungkapkan bahwa Dewi Gayatri merupakan anak dari Prabu Kertanegara (Singhasari) dan istri dari Raja Wijaya yang merupakan raja pertama Kerajaan Majapahit.
Dia menambahkan, Gayatri beragama Buddha, sementara Raden Wijaya beragama Hindu. Itu sebabnya ketika wafat, jasad Gayatri dibakar dan dibawa ke Tulungagung di Candi Sanggrahan atau Candi Cungkup dan di persinggahan terakhir di Boyolangu.
Saat wafat di Trowulan, abu Gayatri diletakkan di lokasi Candi Boyolangu dan sebagian dilarung ke laut selatan. Yang mana sebelumnya singgah di Sanggrahan, saat ini lokasinya di Candi Cungkup atau Candi Sanggrahan.
"Itu tempat peristirahatan pembawa abu Gayatri lalu didharmakan di Boyolangu di sini," ungkap Jono.
Kakek dua cucu itu menjelaskan, Candi Boyolangu ditemukan pada tahun 1914. Candi Boyolangu adalah peninggalan Majapahit yang dibuat pada masa pemerintah Hayam Wuruk. Proses pembangunan Candi Boyolangu diperkirakan berlangsung selama 30 tahun, dari tahun 1359 sampai 1389. Candi Boyolangu terdiri dari tiga bagian, utara, tengah dan selatan. Di tengah adalah bagian induk tempat arca Gayatri.
Candi Boyolangu berdiri di atas lahan kurang lebih 37 x 28 meter. Sedangkan tinggi Arca Gayatri 2,5 meter. Banyak struktur bata yang sudah berubah warna menjadi hijau gelap karena termakan lumut. Saat Viva Jatim berkunjung ke sana, beberapa orang terlihat mengerjakan pagar pembatas yang mengitari Candi Boyolangu.